Pembangunan PLTBm, Ini Keuntungan yang Didapat

ilustrasi ~ PLTBm di Siberut / Foto: IST

Kelanjutan kerjasama NTB-Denmark yaitu pembangunan PLTBm, apakah kelenihan pembangkit listrik ini

MATARAM.lombokjournal.com ~ Tindak lanjut dari kerjasama Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Denmark, akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm).

Sebelum merealisasikan pembangunan PLTBm, Tim Consulting Denmark telah bertemu dengan Gubernur Zulkieflimansyah, Rabu (30/03/22) lalu.

Tim tersebut akan memulai melakukan studi kelayakan atau feasibility study, untuk  mengidentifikasi kemampuan dan kapasitas bahan baku (sekam) yang ada di NTB. Sebab untuk membangun pembangkit dimaksud dibutuhkan sekitar 150.000 ton bahan baku (sekam) setiap tahunnya. 

Apakah Lombok yang dituju sebagai lokasi pembangunan PLTBm cuku tersedia bahan bahu yang dimaksud, mengingat sekam di Lombok juga dibutuhkan sektor lainnya, seperti pertanian dan beberapa sektor lainnya. 

Rencaba Pembangunan PLTBm di Lombok
PLTBm

Tim Consulting Denmark tidak ingin mengganggu kapasitas bahan baku yang digunakan oleh masyarakat NTB. Karena itu harus bisa dipastikan detail dan pastinya penghasilan sekam di NTB mencukupi untuk kepentingan pembangkit listrik itu.

Kelebihan PLTBm

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (saat itu), waktu meresmikan PLTBm di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Selasa (17/09) tahun lalu, menjelaskan kelebihan pembangunan pembangkit listrik tersebut.

BACA JUGA: Kerjasama NTB-Denmark, Studi Kelayakan PLBm Dimulai

Pertama, PLTBm menyediakan energi listrik untuk daerah yang sama sekali belum teraliri listrik. Dengan pembangunan pembangkit ini, Indonesia dapat menambah rasio elektrifikasi nasional

Kedua, PLTBm menjadi salah satu upaya pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya tenaga biomassa yang masih belum banyak dikembangkan. Pembangunan inovasi PLTBm ini mampu mewujudkan upaya mengurangi penggunaan BBM dan energi fosil lainnya.

Ketiga, pembangunan PLTBm ini juga bagian pembangunan daerah 3T atau Tertinggal, Terdepan dan Terluar. Pembangunan PLTBm ini menunjukkan, negara hadir di setiap titik wilayah NKRI. 

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Kepulauan Mentawai berbahan bakar bambu untuk menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). 

PLTBm  di Pulau Siberut dengan kapasitas 1.300 kW, sedang di tiga desa, yaitu Saliguma yang diresmikan hari ini, Madobag, dan Matotonan, dengan total kapasitas 700 kW untuk 1.233 Kepala Keluarga. 

Potensi penghematan yang akan diperoleh dari PLTBm dibandingkan PLTD adalah Rp 14 miliar per tahun. 

Selain penghematan, pendapatan masyarakat juga meningkat dengan adanya pembelian bambu dari kebun masyarakat setempat, dan penyerapan tenaga kerja sebesar Rp 2 miliar per tahun.

Pembangunan PLTBm ini mengusung konsep Three in One Development. Pertama, PLTBm menyediakan energi listrik untuk daerah yang sama sekali belum teraliri listrik. Dengan pembangunan pembangkit ini, Indonesia dapat menambah rasio elektrifikasi nasional. 

Kedua, PLTBm menjadi salah satu upaya pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya tenaga biomassa yang masih belum banyak dikembangkan. 

Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan target 23 persen EBT dalam bauran energi sebelum 2025. 

Ketiga, pembangunan PLTBm ini juga bagian pembangunan daerah 3T atau Tertinggal, Terdepan dan Terluar. 

BACA JUGA: Kapolda NTB Kunjungi KLU,  Jelaskan Amanah Kapolri

Nah, bagaimana dengan rencana pembangunan PLTBm di Lombok, sudahkah mempertimbangkan ha;0ha; uyang fidrbut itu? Kita tunggu, apakah rencana pembangunman PLTBm di Lombok terlaksana, atau akan menghadapi kendala misalnya soal bahan baku. ***

 

 

Penulis: kaesEditor: Maskaes