Survei Dispar KLU di Tiga Gili, Ada Tumpukan Sampah di Trotoar

Kabid Destinasi Wisata, I Wayan Subada bersama Tim berkoordinasi dengan Sekdes Desa Gili Indah/Gili Air, Rabu (15/06/22) terkait banyaknya tumpukan sampah / Foto: @ng

Dinas Pariwisata KLU sudah melakukan survei di tiga Gili, selain menemukan kerusakan akibat gempa dan tumpukan sampah di trotoar

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Setelah melakukan survei selama tiga hari di di tiga Gili yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, pihak Dinas Pariwisata Lombok Utara memastikan titik koordinat bkerusakan akibat gempa bumi tahun 2018 lalu.

Survei yang dilakukan Dinas Pariwisata merupakan upaya untuk penataan yang akan dilakukan untuk membangkitkan sektor pariwisata sebagai unggulan di Lombok Utara.

Selain ditemukan kerusakan di beberapa tempat di tiga, persoalan sampah belum tertangani dengan baik di tiga Gili juga menjadi perhatian.

BACA JUGA: Pelatihan Tematik untuk KWT Program Pengembangan P2L 

Survei tentang sampah dikoordinasikan dengan Dinas LH
Kadis Lingkungan Hidup, Rusdianto (kiri) bersama Kabid Persampahan

Kepala Bidang Destinasi Wisata, Wayan Subada mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke tiga Gili mengeluhkan sampah Hotel dan sampah rumahan yang menumpuk di sepanjang terotoar.

“Dan (tumpukan sampah) itu banyak ditemui di Gili Terawangan yang merupakan pusat destinasi wisata yang dikenal dunia,” kata Subada, Rabu (15/06/22) 

Terkait adanya penumpukan sampah yang di keluhkan wisatawan itu, Dinas Pariwisata akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup KLU terkait lahan untuk membangun pengolahan sampah atau TPS3R. 

Subada juga membicarakan masalah itu dengan Sekretaris Desa Gili Indah. 

Sudah ada TPA

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup KLu, Rusdianto, saat ditemui wartawan mengatakan, di Gili Trawangan sudah ada satu tempat pembuangan akhir (TPA) seluas 60 are dan sudah difungsikan.

Namun di Gili Meno dan Gili Air hanya tersedia lahan masing masing luasnya, 25 are di Gili Meno dan 21 are di Gili Air. 

Kedua Gili ini rencananya akan di bangun TPS3R, sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efesien. 

“Hasil pengolahan sampah organik berupa kompos bisa digunakan untuk pupuk tanaman hias dan herbal yang di tanam dilahan sekitar TPS untuk dijual,” tutur Risdianto di ruang kerjanya, Kamis (16/06/22). 

Namun diakuinya belum ada anggaran yang tersedia saat ini. Ia belum memastikan tahun depan apakah ada pihak yang siap membangun.

BACA JUGA: Rakor Tekan Perkawinan Anak dan Kekerasan pada Perempuan

Pihak Lingkungan Hidup sudah siapkan lahan secukupnya dalam penanganan sampah di tiga Gili.

“Mudah mudahan persoalan sampah ini cepat tertangani, sehingga wisatawan merasa nyaman,” kata Rusdianto ***

 

 

Penulis: @ngEditor: Iwaga