Mendaki Gunung Sasak Yang Penuh Legenda

lombokjournal

Saya sudah mendaki Gunung Sasak.  Saya ingin menemukan sudut pandang yang Indah, di gunung yang masuk wilayah Kecamatan Kuripan, Lombok Barat. Mencapai puncaknya  kita memiliki 6 jalur terbuka,  bisa diakses  melalui 6 Desa yang mengelilinginya, antara lain Desa Kuripan, Desa Kuripan Selatan, Desa Giri Sasak, Tempos dan beberapa desa lagi.  

di atas kita bisa melihat pemadangan kota di bawahnya. Puncak Gunung Sasak, bisa melihat perkantoran Pemerintah Kabupaten Bupati Lombok Barat, kantor bupatinya dengan warna putihnya yang mentereng. Nun jauh disana terlihat Islamic Center, di Kota Mataram.
Puncak Gunung sasak, kita bisa melihat pemadangan kota di bawahnya. Termasuk bisa melihat perkantoran Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, kantor bupatinya dengan warna putih yang mentereng. Nun jauh disana terlihat Islamic Center, di Kota Mataram.

Semua jalur pendakian, tentu menghadiahkan keindahan  yang berbeda. Tapi konon, dari jalur mana pun, punggung gunung maupun lembahnya selalu terlihat sama. Unik, bukan?

Saya sempat bertemu Kepala Desa Kuripan Selatan, Zulfana, dan menyimak ceritanya. Dalam Babad Lombok disebutkan, Pulau Lombok mempunya tiga gunung yang memiliki hubungan mistis. Ketiga gunung yang dimaksud adalah Gunung Rinjani, Gunung Sasak dan Gunung Kedaro.

Mencapai puncak Gunung Sasak hanya memakan waktu hingga 1,5 jam
Mencapai puncak Gunung Sasak hanya memakan waktu hingga 1,5 jam

Dan berdasarkan teropong “orang pintar”, Gunung Sasak berada dalam satu garis lurus dengan Pura yang berada di Lingsar.  Tak heran, Gunung Sasak menjadi salah satu lokasi ketinggian yang stratgeis tumbuh dan berkembangnya budaya Sasaq masa lampau.

Suasana Mistis

Saya  mengikuti jalur dari Desa Kuripan Selatan, Kecamatan Kuripan, Lombok Barat. Dari Mataram saya menggunakan jalur by pass menuju Gerung. Melanjutkan perjalanan melalui Jalur BIL, hingga berbelok memasuki Kecamatan Kuripan. Dari Jalur Bil kita melewati SMK Kuripan dan terus menuju Desa Kuripan Selatan.

Tentu saja, mendaki gunung ini jangan dibayangkan seperti mendaki  Rinjani yang tinggi menjulang. Mencapai puncak Gunung Sasak hanya memakan waktu hingga 1,5 jam. Ada dua jalur yang dapat ditempuh, yaitu Jalur melingkar yang lebih landai atau jalur yang terjal menanjak yang dapat dicapai lebih singkat, hanya kurang dari satu jam.

Saya memilih menggunakan jalur landai menuju puncak, tapi waktu turun memilih melalui jalur cepat. Sehingga saya bersama rombongan bisa memahami kedua jaur tersebut.

Pura yang hingga kini masih digunakan umat Hindu beribadah. Meski keadaannya tak terlalu terawat.
Pura yang hingga kini masih digunakan umat Hindu beribadah. Meski keadaannya tak terlalu terawat.

Pemandangannya sangat indah, di atas kita bisa melihat pemadangan kota di bawahnya. Dari atas kita bisa melihat perkantoran Pemerintah Kabupaten Bupati Lombok Barat, kantor bupatinya  dengan warna putihnya yang mentereng. Nun jauh disana terlihat Islamic Center, di Kota Mataram. Sayangnya jarak yang cukup jauh itu tak memungkinkan kamera yang bukan jenis kamera fotografer professional, tak  mungkin dapat menangkap pemandangan kota yang menawan itu.

Di Puncak Gunung terdapat Pura, yang hingga kini masih digunakan umat Hindu beridabah. Meski keadaannya tak terlalu terawat. Pada hari-hari tertentu, umat Hindu datang membawa sesajen untuk sembahyang di pura tersebut. Di sebelah kiri bangunan pura terdapat lantai sisa bangunan yang sudah tidak memiliki atap.

Menurut cerita, di tahun 70 an, warga Hindu dan warga muslim Sasak yang disebut Wetu Telu (secara harfiah, artinya Waktu Tiga) sering melakukan doa bersama. Para warga Hindu berdoa di Pura sedangkan warga muslim berdoa di sebelah kiri pura.

Di puncak Gunung Sasak, memandang bangunan Pura, saya menemukan suasana mistis dari bangunan yang kurang terawatt. Di sekeliling pura di tumbuhi pohon-pohon besar,  hingga menghalangi pandangan menuju lembah pegunungan. View yang indah kami dapatkan dari punggung yang berjarak 100 meter dari Puncak berada di perkebunan warga.

Tapi di tengah keindahan itu, ada situasi memprihatinkan. Gunung Sasak yang merupakan hutan Lindung, ternyata puncaknya sudah berubah menjadi lading dan persawahan warga. Tidak dijumpai lagi pepohonan besar sebagai penahan air dan tanah.

View yang indah kami dapatkan dari punggung yang berjarak 100 meter dari Puncak berada di perkebunan warga.
View yang indah kami dapatkan dari punggung yang berjarak 100 meter dari Puncak berada di perkebunan warga. (foto: nyi-ita)

Semoga  ada penyelesaian atas sengketa kepemilikan lahan tersebut. Saya bersama rombongan kecil pulang dibekali sayuran yang ditanami warga.  Pak  Kades Kuripan Selatan sangat baik, bersedia mengantar kami menuju puncak.

Nyimas Anita.