Pelaku Wisata NTB, Kemenparekraf dan Badan Pelaksana RL-UGGp Gelar ‘Festival Geowisata Virtual’

Ilustrasi Geowisata

Para peserta festival akan melibatkan Jaringan Geopark Indonesia (JGI), Jaringan Geopark Asia Pasifik (APGN) dan Jaringan UNESCO Global Geopark di seluruh dunia

MATARAM.lombokjurnal.com —  Event Festival Geotourism Virtual pertama di Indonesia akan berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 15-16 Juli 2020.

Kegiatan Festival Geowisata 2020 yang diselenggarakan Badan Pelaksana Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark (RL-UGGp) ini, didukung oleh Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif.

Juga menggandeng kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Bappeda Provinsi NTB, Dinas Pariwisata NTB, Dinas ESDM NTB, Dinas LHK NTB, Dinas Pendidikan & Kebudayaan NTB, Dinas Kominfotik NTB, Dinas Perhubungan NTB,  Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, IAGI NTB, Geopark Tambora & ASTINDO DPD NTB.

Penyelenggaraan acara ini untuk membuktikan, dalam keadaan orang masih bisa terus produktif dengan aneka kreasi dan inovasi. Ini sangat terkait dengan New Normal, mendukung program Zero Waste karena ada kunjungan wisatawan, namun secara virtual, jadi pasti Nol Sampah.

Event virtual tentang geowisata   pertama di Indonesia ini didedikasikan untuk para pelaku wisata, pelaku UMKM dan masyarakat luas di NTB dan Indonesia, yang mau belajar, pantang menyerah dan mau memanfaatkan peluang.

Ketua Panitia Meliawati Ang mengatakan, panitia menyediakan 30 booth virtual untuk para pelaku wisata dan pelaku UMKM yang ada di Lombok dan Sumbawa.

Panitia telah bekerjasama dengan asosiasi travel agent Indonesia ASTINDO DPD NTB untuk  mengisi booth pameran virtual ini.

Untuk pelaku UMKM panitia akan melibatkan para pelaku UMKM binaan instansi-instansi pemerintah seperti Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB dan instansi lainnya.

Ragam acara

Penyenggaraan acaranya meliputi pameran & eksebisi pelaku UMKM dan pelaku wisata, webinar, virtual tour dan pertunjukan budaya & musik jazz.

“Dalam kegiatan Pameran & Eksebisi akan diikuti oleh para pelaku UMKM dan pelaku wisata di NTB yang akan memamerkan aneka produk UMKM dan aneka Produk wisata yang dimiliki,” kata Meliawati Ang dalam siaran persnya yang diterima media, Kamis (09/07/20).

Ia menerangkan untuk acara webinar, akan mengangkat tema tentang geowisata. Terdiri dari tiga sesi dengan topik-topik menarik yang akan disampaikan oleh para praktisi geowisata berskala internasional, yaitu :

Topic 1 :

Geoturism Development in Asia Pacific (Prof. Jin Xiaochi, Presiden Asia Pacific Geoparks Network (APGN). Moderator : Lalu Adi Gunawan, Ph.D.

Topic 2 :

Success Story of Geoturism Development in Japan (Dr. Atsuko Niina & Ms. Yoshie Nakada dari Jaringan Geopark Jepang)  Moderator : Surayani Eka Wijaya, Ph.D.

Topic 3 :

How to Create Geoturism Package (Prof. Noel Scott, dari University of Sunshine Coast – Australia). Moderator : Khusnul Khotimah, S.Pd., M.Pd.

Sedangkan acara Virtual Tour tersedia 7 paket wisata virtual yang bisa dipilih oleh para peserta festival yaitu :

  1. Trail to the most Complete Eruption History of Rinjani – Lokasi Desa Tanak Beak dan Sekitarnya – Lombok Tengah.
  2. A Walk to Remember in Ancient Caldera of Sembalun – Lokasi Desa Sembalun dan sekitarnya – Lombok Timur.
  3. Rinjani Cultural Landscape – Lokasi Desa Senaru dan sekitarnya – Lombok Utara.
  4. Exotic Tambora – Lokasi Gunung Tambora – Dompu.
  5. Wild Life Bird Watching: Transition Type of Asian – Australian Avifauna – Lokasi TWA Kerandangan dan sekitarnya – Lombok Barat.
  6. Poso Lake Virtual Geotour – Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
  7. Trek To The Most Powerful Volcano Eruption in Modern Era – Jalur Pendakian Gunung Rinjani – Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Kegiatan virtual tour ini akan memberdayakan para pelaku wisata yang ada di masing-masing kawasan.

“Mereka akan dilibatkan sebagai Interpreter lokal yang akan memandu wisata virtual secara interaktif dengan para peserta festival,” katanya.

Selain untuk memberdayakan para pelaku wisata, acara ini juga sekaligus untuk memperkenalkan  Virtual Tour sebagai potensi ekonomi baru di bidang pariwisata kepada para seluruh pelaku wisata yang ada di NTB.

Sehingga ke depan, dalam kondisi apapun para pelaku wisata masih tetap bisa produktif dan roda perekonomian di sektor pariwisata akan tetap terus bisa berputar.

Sebagai acara hiburan, diacara virtual ini juga akan ditampilkan acara hiburan berupa pertunjukan seni budaya berkolaborasi dengan penampilan musik jazz.  Selengkapnya acara hiburannya adalah :

  1. Hikayat Samalas, melibatkan pelaku budaya Lombok yang akan membacakan babad lombok.
  2. Cultural Performance & Jazz, kolaborasi antara seniman Lombok dan para pelaku musik Jazz.
  3. The Story of Peresean, Sejarah, filosofi dan teknis pelaksanaan olah raga tradsional Peresean akan disampaikan dalam bentuk video oleh salah seorang tokoh budaya Lombok.
  4. Tarung Peresean, akan menampilkan live performance pertarungan peresean yang akan mempertemukan para pepadu-pepadu terbaik pulau Lombok.

Meliawati mengatakan, para peserta festival akan melibatkan Jaringan Geopark Indonesia (JGI), Jaringan Geopark Asia Pasifik (APGN) dan Jaringan UNESCO Global Geopark di seluruh dunia.

Selain itu peserta umum lainnya juga akan mengundang kelompok-kelompok komunitas, asosiasi, akademisi, pelajar dan mahasiswa dan masyarakat umum lainnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sehingga target peserta yang akan mengikuti acara Festival Geowisata 2020 ini ditargetkan sejumlah minimal 500-1000 orang. Registrasi peserta sudah mulai dibuka sejak tanggal 23 Juni 2020.

Acara ini rencananya akan dibuka secara resmi oleh  Gubernur NTB Dr.H Zulkieflimansyah tanggal 15 Juli 2020 pukul 09.00 WITA yang akan dilakukan secara virtual.

Akan mengundang perwakilan dari kantor UNESCO Paris, Kantor UNESCO Global Geopark Council, Kantor Global Geopark Network,  Kantor UNESCO Jakarta,  Asia Pacific Geopark Network (APGN), Kemenko Maritim & Investasi, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementrian ESDM, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Komite Nasional Indonesia Untuk UNESCO (KNIU), Badan Geologi Bandung, Jaringan Geopark Indonesia (JGI) dan seluruh anggota Jaringan Geopark Indonesia sejumlah 19 geopark.

“Dengan memanfaatkan kemudahan teknologi kita bisa tetap berinteraksi tanpa batas dengan siapapun dan dari belahan bumi manapun dengan mudah, murah dan meriah. Melalui virtual event ini, kita bisa belajar bersama, berbisnis menghasilkan uang  sekaligus berwisata.” tutupnya.

AYA/HmsNTB