Seni  

Kontroversi Bob Dylan, Tapi Ia ‘Mengubah’ Dunia

BOB DYLAN; mengajar suatu generasi mengekspresikan diri

lombokjournal.com

Minggu ini Bob Dylan dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastra. Musisi paling berpengaruh era 1960-an itu dinilai telah “menciptakan bentuk baru ekspresi puitis” dalam penulisan lagu. Tentang ini  tidak diragukan telah dilakukannya.  Hampir seorang diri Dylan membawa musik populer ke perspektif baru, mengeksplorasi intelektualitas pengalaman manusia.

Saat John Lennon usai mendengar lirik Freewheelin ‘Di Bulan Juni’, Dylan adalah musisi yang membuat musik pop berkembang menggairahkan,  Bob kecil tumbuh menjadi dewasa muda yang menarik. Untuk itu dia layak memperoleh penghargaan?

Bob Dylan; membuat musik pop menjadi menggairahkan

Namun, kita tidak bisa berpura-pura bahwa keputusan Akademi Swedia (The Swedish Academy) menuai kontroversi. Apakah kisah-kisah dalam lirik lagu Dylan sebagus Steinbeck? Tidak. Apakah keahliannya sebagai ahli menyamai TS Eliot? Tidak.  Jauh dari itu, sebenarnya.

Tapi Bob Dylan mengubah dunia.   Dylan merupakan sosok paling berpengaruh yang pernah memenangkan penghargaan sastra paling terhormat. Pertanyaannya kemudian, apakah Dylan benar-benar menampilkan daya tarik kuat dalam karya-karyanya? Mungkin soal ini masih layak diperdebatkan. Dylan, bagaimana pun telah menulis tiga karya ‘omong kosong masuk akal’ yang terbesar di abad ke-20, dengan Bringing It All Back Home (1965), Highway 61 Revisited (1965), dan Blonde on Blonde (1966). Ini omong kosong yang bernilai?

Ya, Ini tentang bagaimana mengajar suatu generasi mengekspresikan diri. Dan lagu-lagunya pernah begitu lama mengisi acara radio, dan tentang ini Dylan mengatakan, “Saya dibayar karena kata.” Jadi, dengan demikian Dylan dianggap orang paling tepat menerima penghargaan Nobel Sastra?  Ya, Dylan mungkin dinilai paling layak dari siapa pun dalam sejarah hadiah Nobel. Dan itu memang suatu kontradiksi.

Tapi, sementara banyak orang terus berdebat tentang penganugerahan itu — apakah benar Dylan memang layak menjadi pemenang Hadiah Nobel —  ada playlist favorit khusus dari Dylan untuk mengendapkan saling silang argumen (kita tahu Dylan tidak menulis “Baby, Let Me Follow You Down”).

Rayne Qu

(Sumber : WALESARTS Review)