Seni  

Gerakan Seniman Masuk Sekolah di Bima, Menjaga Pusaka Budaya,

Gerakan Seniman Masuk Sekolah: keragaman khasanah budaya yang dimiliki, serta nilai-nilai kearifan lokalnya, perlu diperhatikan dan dilestarikan

BIMA – lombokjournal.com

Sukses jadi penyelenggara ‘Baca Sastra’ bekerjasama dengan Direktorat Kesenian tahun lalu, kini Dewan Kesenian Bima menyiapkan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu memilih Bima menjadi bagian bersama 19 provinsi lainnya se Indonesia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai Kota Bima layak dipercaya menyelenggarakan program kegiatan GSMS. Pertimbangannya, keragaman khasanah budaya yang dimiliki, serta nilai-nilai kearifan lokalnya, perlu diperhatikan dan dilestarikan.

Gerakan Seniman Masuk Sekolah di Kota Bima akan melibatkan 200 siswa dari SD, SMP dan SMA sederajat
Gerakan Seniman Masuk Sekolah di Kota Bima akan melibatkan 200 siswa dari SD, SMP dan SMA sederajat

“Khasanah budaya itu menjadi pusaka budaya generasi Bima mendatang,” kata Ketua Dewan Kesenian Bima, Husain Laodet, Minggu (24/4)..

Kegiatan GSMS di Bima dimulai tanggal 30 April hingga 20 Meit ahun ini. Dewan Kesenian Bima sebagai penyelenggara bekerjasama dengan Dikpora Kota Bima, sudah mensosialisasikan ke sekolah-sekolah yang dipilih,

Dalam kegiatan itu, siswa diajak belajar bersama seniman di tempat yang telah di tentukan. Rencana kegiatannya dipusatkan di Istana Bima. “Kegiatan ini dilakukan di luar jam sekolah, agar siswa tidak terganggu proses belajarnya,” kata Hussain yang juga dikenal sebagai penyair..

Mencintai Budaya Daerah

Program GSMS ini akan memberi rangsangan pelajar SD sampai SMA mencintai budaya dan kesenian daerahnya. Bagaimana siswa membangun apresiasi siswa, menyukai dan mau melakukannya.

Ada empat jenis kegiatan kesenian yang akan diajarkan, yakni seni Rupa, Teater, Tari dan seni musik. Sebanyak 200 siswa dari SD, SMP dan SMA sederajat yang akan teribat itu, diarahkan mampu mengeksplor kesenian daerahnya.

Seniman yang akan mendampingi belajar siswa, adalah seniman lokal yang dianggap representatif serta memiliki kualitas baik. Selain memiliki kemampuan seni, juga memahami esensi berkesenian serta faham terhadap strategi kebudayaan.

“Seni budaya bukan hanya sebatas kesenian.Bgaimana memberdayakan kesenian dan

Menempatkan pondasi dengan nilai kearifan lokal, agar generasi ke depan memiliki karakter menentukan arah kebudayaannya,
Menempatkan pondasi dengan nilai kearifan lokal, agar generasi ke depan memiliki karakter menentukan arah kebudayaannya,

budaya lokal menjadi benteng. Menempatkan pondasi dengan nilai kearifan lokal, agar generasi ke depan memiliki karakter menentukan arah kebudayaannya,” jelas Husain Laodet..

Kegiatan GSMS di Bimma akan melibat pengajar seni yang dianggap mumpuni; untuk Seni Teater langsung ditangani Husain Laodet. Pengajar Tari adari Rahma dan Dita,keduanya lulusan ISI Jogja jurusan Seni Tari. Sedang pengajar Seni Rupa adalah Dedi Mawardi (pelukis dan Arsitek), serta musisi Ahmad Sandi yang mengajar Seni Musik.

Hasil karya siswa dari kegiatan GSMS masing masing jenis kesenian, akan pentaskan bersama yang berpusat di Istana Kesultanan Bima.

Suk.