Wagub NTB Serukan Dukungan untuk Palestina

Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat video conference dengan seminar ysng digelar oleh Ikatan Alumni Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri-Lombok Barat, Senin (07/06/2021)./Foto: jm

MATARAM.lombokjournal.com

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Sitti Rohmi Djalilah, menyatakan bahwa persoalan Palestina bukan hal yang menjadi perdebatan lagi. Dukungan sekecil apapun sesuai kapasitas sangat dibutuhkan.

Hal itu dikatakan Sitti Rohmi saat membuka seminar internasional On The Future of Palestine melalui video conference di pendopo wakil gubernur, Senin (07/06/2021).

Dikatakannya, penjajahan oleh Israel merupakan fakta, oleh sebab itu seluruh dunia terutama umat Muslim harus satu persepsi dan mendukung kemerdekaan Palestina.

“Masih ada wacana bahkan dari kalangan umat Islam sendiri yang mengaburkan pemahaman tentang persoalan Palestina dan Israel. Apa yang terjadi di sana riil penjajahan dan penindasan, bahkan dunia internasional mengakuinya,” tegas Sitti Rohmi.

Pemerintah NTB sendiri juga sudah tegas menyatakan sikap melawan segala bentuk penindasan seperti yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang sejak awal membela dan mendukung Palestina.

Meski demikian, secara politik dan diplomasi, PBB sebagai organisasi dunia belum bisa diandalkan karena tekanan dari negara-negara adi kuasa seperti, Amerika dan sekutunya. Oleh karena itu, dukungan dalam bentuk dan sekecil apapun akan sangat membantu rakyat Palestina seperti bantuan kemanusiaan bahkan doa.

BACA JUGAMoeldoko: Pembangunan Pengembangan BIZAM Berjalan Lancar

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri Lombok Barat, TGH Muharrar Mahfuz, dalam sambutannya menyebut bahwa obyektifitas sejarah persoalan Palestina tidak bisa dipisahkan antara kemanusiaan dan kesatuan akidah.

Ia mengingatkan, di masa Islam menguasai separuh dunia, Umar bin Khattab, salah seorang khalifah yang membuka pintu mesjid Al-Aqsa di Jerussalem mengatakan, tempat ini boleh dihuni oleh siapa saja yang menghargai kerukunan, kemanusiaan dan saling menghormati tanpa sekat golongan dan agama.

Sejarah dunia mencatat, warisan kiblat ke-tiga umat Islam oleh Nabi Muhammad SAW yang juga diakui dunia tak pernah secara eksklusif mengklaim Jerussalem. Bangsa Arab, Palestina dan Yahudi dapat tinggal di sana dengan damai. Namun dalam perjalanan sejarah berikutnya, Yahudi mengklaim Jerussalem dengan sewenang-wenang dan kekerasan.

“Jadi antara kemanusiaan dan kesatuan akidah tidak bisa dipisahkan. Umat harus bersatu membela Palestina,” tegas TGH. Muharrar.

BACA JUGA: Gubenur Zul Ajak Pondok Pesantren Mlek Finansial

Seminar digelar oleh Ikatan Alumni Pondok Pesantren Nurul Hakim yang tersebar di berbagai lembaga seperti Universitas Indonesia sampai universitas luar negeri yang juga hadir sebagai pemateri dan peserta yang digelar dalam dua bahasa, Arab dan Inggris.

jm@diskominfotikntb