Wagub Muhammad Amin Tegaskan Pentingnya Ketulusan dan Keihlasan Berpolitik

WAGUB NTB, H MUHAMMAD AMIN ; Ketulusan dan keihlasan berpolitik

MATARAM – lombokjournal.com

Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H Muhammad Amin, menegaskan pentingnya ketulusan dan keihlasan dalam berpolitik.  “Tanpa (ketulusan dan keihlasan) itu arena politik semata-mata jadi ajang rebutan kekuasaan,” kata Wagub Muhammad Amin, saat membuka acara bedah buku ‘Moralitas Republikan’ di Ballroom Hotel Golden Tulip di Mataram, Kamis (26/1).

Buku Moralitas Republikan yang ditulis Willy Aditya, memotret momen-momen penting laku politik Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.  Buku ini merupakan catatan perjalanan dari proses perjuangan dari tokoh politik nasional penggagas semangat Restorasi  di Indonesia.

Menurut Wagub, buku itu mengungkap kegalauan dan keresahan Surya Paloh  sebagai tokoh politik yang paling getol mempraktikkan politik kebangsaan. Situasi politik di Indonesia saat ini diwarnai munculnya gejala intoleransi yang dilakukan kelompok tertentu.

Wawasan dan pemikiran Surya Paloh bisa diambil karena mengutamakan kesatuan dan persatuan. “Kalau harus memilih, demokrasi atau kesatuan bangsa, maka Pak Surya Paloh akan memilih persatuan dan kesatuan,” kata Wagub.

Dikatakannya, sebagai tokoh politik nasional yang berjiwa nasionalis, buku Moralitas Republikan bisa menjadi syiar politik yang menyebarkan teladan ketulusan dan keihlasan perilaku berpolitik.

Pamflet Politik

Penulis Moralitas Republikan, Willy Aditya, dalam acara bedah buku itu mengatakan,  ia memang mendokumentasikan  pikiran-pikiran Surya Paloh. Salah satu catatan penting, sikap dan keputusan Surya Paloh yang tidak mengedepankan ambisi pribadi dalam momen Pilpres 2014 merupakan anomali dalam politik kekinian di tanah air.

“Setiap zaman punya anak zaman. Surya Paloh yang lahir dari dinamika politik angkatan 66, memiliki pamflet pemikiran politik yang kuat,” kata Aditya.

Willy Aditya telah menulis tiga buku yang mendokumentasikan pikiran-pikiran politik Surya Paloh.  Seperti halnya buku ketiga Moralitas Republikan, dua buku sebelumnya yakni ‘Mari Bung Rebut Kembali’ dan ‘Indonesia di Jalan Reformasi’, tak hanya berisi kisah. Tapi juga menguraikan nukilan sejarah dan teori yang terkait praktik-praktik politik yang dilakukan Surya Paloh.

“Saya berharap, buku yang saya tulis memberi sumbangsih bagi pembangunan politik di Indonesia,” kata Aditya.

Ka-eS