Tokoh  

TGB Orasi Nilai Al Qur’an Untuk Membangun Negeri di Depok

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi tengah berorasi ilmiah berjudul " Pengamalan Nilai- Nilai Al Qur'an dalam Membangun Negeri" di hadapan Rapat Senat Terbuka Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an Al-Hikam (STKQ AL-HIKAM) Depok Jawa Barat, dalam rangka Wisuda Sarjana Angkatan II dan pengukuhan mahasiswa baru STKQ, di Kampus STKQ AL HIKAM, Depok, Sabtu (07/10) pagi. (Foto: Dok Humas NTB)

Bangsa Indonesia punya kesadaran kolektif, mementingkan  agama dan nilai-nilai religius sebagai pondasi membangun bangsa.

lombokjournal.com –

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi yang akrab dipanggil TGB menguraikan, Manusia Nusantara merupakan manusia berama dan religius, “Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan kesadaran kita bahwa kita adalah manusia beragama,” katanya.

TGB mengatakannnya dalam orasi ilmiah Orasi ilmiah berjudul ” Pengamalan Nilai- Nilai Al Qur’an dalam Membangun Negeri” di hadapan Rapat Senat Terbuka Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an Al-Hikam (STKQ AL-HIKAM) Depok Jawa Barat, dalam rangka Wisuda Sarjana Angkatan II dan pengukuhan mahasiswa baru STKQ, di Kampus STKQ AL HIKAM, Depok, Sabtu (07/10) pagi.

Dalam orasinya itu TGB menegaskan, agama dan nilai nilai religiusitas masyarakat Nusantara merupakan modal utama dan kekuatan terbesar dalam membangun negeri.

Manusia Nusantara adalah manusia yang beragama dan religius. Nilai-nilai agama dan religiusitas itu dijadikan oleh para orang tua  atau founding father sebagai modal paling istimewa membangun bangsa, tuturnya.

Kesadaran kolektif dan keinginan luhur itulah yang pertama, yakni Iktiraf dulu baru membangun kesadaran kolektif.

Menurut Ahli Tafsir Al Qur’an itu, Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dan pedoman dalam mengatur hubungan kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan  metayuris, yang mencerminkan  sejak awal.

“Ada kesadaran bersama, kita adalah mahluk Allah dan itu salah satu modal besar,” ujarnya.

STKQ AL-Hikam Depok Jawa Barat merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi dan Ponpes besar yang didirikan oleh mendiang KH. Hasyim Muzzadi, seorang Ulama NU yang kharismatik.  Kyai Hasyim semasa hidunnya dikenal sebagai tokoh bangsa yang banyak diteladani, karena kearifan pemikiran dan gagasannya yang konstektual.

TGB diundang secara khusus untuk menyampaikan orasi ilmiah oleh Lembaga Pendidikan yang dihajatkan sebagai tempat terbaik menyiapkan para Pemimpin Bangsa yang berkarakter itu.

Sebelum acara dimulai, TGB sempat bersilaturahmi dengan jajaran pengasuh Ponpes Al-Hikam dan melakukan ziarah kubur ke makam Kyai Haji Hasyim Muzadi.

Usai ziarah di kubur tersebut, TGB menuju kediaman almarhum KH. Hasyim Muzadi, diterima putra terakhir beliau, KH.Yusron Saddiqi yang sekaligus juga sebagai pengasuh ponpes Al Hikam, KH. Yusron Sidiqi.

Di hadapan Rapat Senat Terbuka yang dipimpin Ketua STKQ, H. Arif Zamhari, Ph.D dan ratusan undangan, TGB menyatakan memiliki kenangan yang sangat mengesankan dengan mendiang KH.Hasyim Muzzadi.

Bahkan TGB mengakui sangat kagum dan terinspirasi dengan pemikiran dan ketokohan Almarhum semasa hidupnya.

Diakui TGB, mantan Ketua PBNU itu turut mendorong dan memotivasi dirinya maju untuk periode kedua menjadi Gubernur NTB.  KH. Hasyim Muzzadi dikatakan sebagai sosok ulama  yang punya obsesi  membangun bangsa, di atas pondasi nilai-nilai masyarakat yang religius.

Bangsa Indonesia sendiri memiliki kesadaran kolektif pentingnya agama dan nilai-nilai religius sebagai pondasi membangun bangsa.

“Ketuhanan Yang Maha Esa  sebagai sila pertama dalam Pancasila sebagai dasar negara mencerminkan kesadaran kita, kita adalah manusia beragama,” tegasnya.

AYA/Hms

BACA JUGA : Generasi Islam Punya Tanggungjawab Paling Besar Membangun Indonesia