TGB Ingatkan, Bendera Merah Putih Simbol Perjuangan Para Ulama

TGB mengajak pengurus dan para santri Pondok Pesantren Al Madinah Desa Bolo, Kecamatan Bolo, Kabupatem Bima mengibarkan bendera merah dan menghormati bendera yang merupakan simbol perjuangan para ulama, Minggu (9/7) (Foto: Dok Humas NTB)

Pengurus Pondok Pesantren di Bima diingatkan Tuan Guru Bajang (TGB), mengibarkan bendera merah putih sebagai simbol istiklal merdekanya kita, yakni kembali ke fitrah,  kembali kepada kebaikan dan kembali kepada kebenaran.

BIMA.lombokjournal.com —  Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi yang akrab disapa TGB mengajak pengurus dan para santri Pondok Pesantren Al Madinah Desa Bolo, Kecamatan Bolo, Kabupatem Bima mengibarkan bendera merah dan menghormati bendera yang merupakan simbul  dari perjuangan para ulama kita.

“Ini simbol dari perjuangan para ulama pendahulu kita. Tidak ada sama sekali maksud untuk disembah, tauhid kita tetap kuat,” tegas TGB saat roadshow dan Kunjungan kerjanya di Kabupaten Bima, Minggu (9/7).

Pada masa perjuangan, para ulama berjuang bersama sama membentuk laskar laskar mengusir penjajah.  Kepada Pendiri Ponpes Al Madinah, Ustadz Jabir dan para pendidiknya, usai melakukan peninjauan ruang kelas dan lingkungan asrama santri di Ponpes tersebut, menyebut merah putih sebagai simbol istiklal merdekanya kita, yakni kembali ke fitrah,  kembali kepada kebaikan dan kembali kepada kebenaran.

Saat itu, TGB melihat tiang bendera yang terpasang di halaman Ponpes tanpa tali dan bendera. Itu menunjukkan, Ponpes tersebut selama ini belum mengibarkan bendera merah putih layaknya lembaga pendidikan. TGB langsung minta Ustadz Jabir mengibarkan  bendera merah putih.

“Menghormati bendera merah putih bukan berarti kita mengkultuskan bendera, apalagi menyembahnya,” katanya.

Rasulullah SAW juga mengajak menghormati simbol simbol yang baik dan mengingat hal hal yang baik. Demikian pula ketika melihat bendera ini, insya Allah tidak ada lain hanya ingat perjuangan dan pengorbanan ulama.

TGB juga menguraikan, dulu Bung Tomo dalam perjuangan memimpin perang di Surabaya melawan kaum penjajah, satu satunya  kalimat yang beliau teriakkan adalah Alahuakbar.

Jadi mengibarkan bendera dimaksudkan menghormati jasa para pejuang untuk kebaikan. Sebagaimana  Agama juga mengajarkan umat manusia senantiasa menghormati kebaikan.

“Dan kebaikan itu berasal dari perjuangan para ulama terdahulu,” pungkasnya.

AYA