TGB Bahas Kemandirian Bangsa di Lemhanas

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi merupakan gubernur satu satunya yang diundang Lemhanas RI, sebagai pembahas utama dalam acara round table discussion (RTD) di ruang Kresna,Gedung Astha Graha lantai 4 Lemhanas RI, Rabu (19/7) (foto: Dok Humas NTB)

TGB diminta masukannya terkait  upaya meningkatkan Konektivitas antar Pulau melalui Poros Maritim dan Kedaulatan Nasional.

lombokjournal.com

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang dikenal sebagai TGB (Tuan Guru Bajang) merupakan gubernur satu satunya yang diundang Lemhanas RI, sebagai pembahas utama dalam acara round table discussion (RTD).

Diskusi di  ruang Kresna,Gedung Astha Graha lantai 4 Lemhanas RI, Rabu (19/7) merupakan kajian jangka menengah, terkait  optimalisasi pembangunan konektivitas antar pulau guna meningkatkan kemandirian dan daya saing ekonomi nasional.

Dan diskusi di Lemhanas itu jadi rujukan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan kemandirian dan peningkatan daya saing ekonomi nasional.

Sebagai pembahas utama, TGB memberi masukan cara mengatasi permasalahan infrastruktur wilayah dan implikasinya pada ketimpangan kemandirian dan daya saing ekonomi.  Selain itu, TGB  juga menyumbangkan pemikirannya terkait prioritas pembangunan konektivitas antar pulau.

Sebelumnya beberapa narasumber yang menyampaikan kajiannya, antara lain Darmawan  Prasodjo, P.hD, Deputi Bidang Pengendalian Prioritas Nasional dari Kantor Kepresidenan , Peran Serta Swasta Dalam Pembangunan Konektivitas antar Pulau oleh Direktur Pengembangan Bisnis, PT.Pelindo, Saptono R. Irianto.

Diskusi yang dibuka Gubernur Lemhanas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjoyo itu dihadiri para pakar dan akademisi terkemuka. Misalnya, Prof. Dr.H. Didin S. Damanhuri, Prof Mudrajat,  Brijen TNI Juwono dan puluhan pakar lainnya. Diskusi menyoroti berbagai upaya meningkatkan kemandirian dan daya saing ekonomi bangsa.

Rangking daya saing ekonomi indonesia di level internasional saat ini masih menempati posisi ke 41. Padahal indonesia sebagai negara kepulauan berada posisi sangat strategis, . sebagai poros lalulintas perdagangan dunia.

Letak yang strategis itu, kata Prof. Dr. Miyasto, SU, akan menjadi peluang kalau bisa dimanfaatkan.  Tetapi sebaliknya, Tenaga ahli Tim Pengkaji Bidang Ekonomi Lemhannas RI itu, juga mengingatkan adanya ancaman bila tidak dikelola dengan baik. Ditegaskannya, ada beberapa isu strategis nasional yang perlu diwaspadai.

Langkah terbaik adalah  melakukan penguatan internal untuk mengurangi kesenjangan antar kawasan, dalam upaya  meningkatkan kemandirian dan daya saing ekononomi indonesia. Meskipun  magnitude  kesenjangan itu dari tahun ke tahun terus menurun.

Beberapa isu yang perlu mendapat perhatian, di antaranya masalah pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan yang masih tinggi. Kemudian masalah Ketahanan pangan dan energi, rendahnya pelayanan birokrasi, struktur ekonomi serta kualitas SDM dan high cost economi.

Penyebab dominan dari permasalahan di atas,  adanya kesenjangan pembangunan infrastruktur antar kawasan/ wilayah. Karenanya, konektivitas  antar pulau, perlu terus diupayakan untuk mengurangi kesenjangan sekaligus meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa.

BACA :

TGB; Pembangunan Infrastruktur Wilayah, Harus Diikuti Kebijakan Yang Berpihak Ekonomi Rakyat

Dalam konteks inilah Lemhanas RI melakukan kajian konfrehensif.  Menggali berbagai masukan dan pendapat dari para pakar tentang strategi meningkatkan kemandirian dan daya saing ekonomi.

AYA/Hms