MATARAM – lombokjournal
Sejak ditetapkan menjadi Geopark Nasional tahun 2013, Gunung Rinjani di Lombok Nusa Tenggara Barat siap menuju Geopark Dunia. Saat itu dokumen-dokumen telah dipersiapkan, termasuk rencana aksi maupun tim pendukungnya. “Usulan tahun ini hanya Rinjani. Jadi pemerintah benar-benar maksimal,” kata Ketua Task Force Geopark Dunia Indonesia, Yunus Kusumasubrata di Mataram, hari Jum’at (13/5). Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini menegaskan, Rinjani sudah sangat siap.
Yunus Kusumasubrata mengatakan, Pemerintah RI kali ini all out memperjuangkan Rinjani masuk dalam jaringan Geopark Dunia. Usulan yang diajukan Pemerintah Indonesia tahun ini hanya Gunung Rinjani.
“Jadi pemerintah benar-benar berusaha maksimal,” katanya. Yunus meyakini, dari pengalaman pengajuan dua Geopark Dunia sebelumnya, yaitu Gunung Batur di Bali dan Gunung Sewu di Pulau Jawa, selangkah Rinjani lagi masuk jajaran Geopark Dunia. Kalau dulu disebut Global Geopark Network (GGN), sekarang menjadi Unesco Global Geopark (USG)
Prof Ibrahim Koomoo dan Dr Nurhayati, asesor Geopark Asia Pasifik dari Malaysia yang khusus didatangkan Pemerintah RI sebagai peninjau, akan bersama dua Tim Asesor UNESCO Maurizio Burlando dari Italia dan Soo-Jae Lee dari Korea Selatan, yang berada di Lombok 17 Mei 2016. Tim asesor akan ke lapangan untuk menilai kelayakan Rinjani.
Serangkaian evaluation mission – guna memastikan kesesuaian yang tertera di dokumen dozir dengan kenyataan di lapangan – selama tiga hari, asesor UNESCO telah memilih dan menentukan titik-titik yang didatangi. Mencakup keanekaragaman hayati (biodiversity) keanekaragaman geologi (geodiversity) dan keanekaragaman budaya (culture diversity) yang dimiliki Rinjani.
General Manager Geopark Rinjani Chaerul Maksul, yang bersama Yunus Kusumasubrata menjelaskan pada wartawan. “Mereka akan melakukan kunjungan lapangan di daerah yang pernah terdapat letusan Gunung Rinjani,” katanya.
Jika dianggap layak, rekomendasi Rinjani sebagai Geopark Dunia akan diberikan UNESCO pada September tahun ini dalam kongres Geopark Dunia UNESCO di Inggris. Area deleniasi Geopark Rinjani mencakup kawasan seluas 2.800 kilometer persegi, meliputi . seluruh kabupaten Lombok Utara, bagian utara Lombok Barat, bagian utara Lombok Tengah, bagian utara Kota Mataram dan bagian utara dan timur Lombok Timur.
Memang sistim penilaian telah berubah. Kalau tahun lalu di umumkan dan langsung diserahkan sertifikat. “Sat ini rekomendasi tim asesor ini akan dibacakan pada konvensi ketujuh di Inggris dan pengumumannya baru dilakukan pada 2017,” jelas Chaerul yang juga Kepala Bappeda NTB.
Tiga Titik Penilaian
Ada tiga titik yang disasar asesor UNESCO. Pertama, Pondok Pesantren Nurul Haramain di Narmada, terkait program konservasi. Kemudian memverifikasi situs geosite di Aik Berik, Lombok Tengah. Tim Asesor direncanakan berdialog dengan kelembagaan lokal yang digalang masyarakat di kawasan wisata tersebut.
Kemudian ke Lembah Sembalun, bagaimana masyarakat mengelola dan manfaat air dari Rinjani. Tim meninjau seberapa nyata konsep Geopark Rinjani terkait konservasi, edukasi dan manfaat ekonominya bagi masyarakat setempat. Juga akan melihat dari situs budaya termasuk melihat aktivitas RTMB dan pintu pendakian Rinjani.
Hari berikutnya, mengunjungi Lombok Utara, rencananya ke Desa Bayan Beleq, mengecek pos Taman Nasional Gunung Rinjani dan juga jalur pendakian di Senaru. Dijadwalkan tim melakukan dialog memastikan manfaat Rinjani untuk masyarakat lokal. Direncanakan tim asesor bisa mampir di Pantai Tebing di Desa Lok.
Hari terakhir, tim asesor menginap di Trawangan. Selain melihat keragaman geologi antara lain situs Lava Bantal, yang terbentuk dari letusan Rinjani di Pulau Wisata tersebut. Direncanakan juga ke Gili Meno, untuk melihat danau alam yang merupakan jejak letusan purba Rinjani selain melihat penangkaran penyu.
Tim Asesor UNESCO akan menyusun rekomendasi, yang akan mereka disampaikan dalam kongres Geopark Dunia UNSECO ke-7 di Inggris September. Sehingga Bila Tim Asesor memberikan rekomendasi, UNESCO baru akan menerbitkan sertifikat Geopark Dunia untuk Rinjani 2017
Sejak Tahun 2013
Rinjani masuk dalam Kawasan Startegis Pariwisata Daerah (KSPD) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) dan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas).
Geopark Rinjani yang memiliki 48 Geosite dengan Geo Diversity, Bio Diversity dan Culture Diversity sarat dengan kekayaan alam yang sangat luar biasa. Kearifan-kearifan lokal masyarakat Lingkar Rinjani menambah khasanah kekayaan budaya yang memerlukan pelestarian agar tidak punah termakan zaman.
Sejak ditetapkan sebagai geopark nasional tahun 2013, sosialisasi-sosialisasi Rinjani menuju Geopark Dunia telah gencar dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan menggandeng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram.
Masing-masing kabupaten/kota di Pulau Lombok membuat dan memasang Sign Board (Papan Informasi Geosite) di dalam dan di luar kawasan Rinjani, agar masyarakat mengetahui dan memahami akan potensi-potensi yang dimiliki Gunung Rinjani sehingga layak mengejar status menjadi Geopark Dunia.
Masyarakat Nusa Tenggara Barat umumnya mendukung penuh Rinjani menjadi Geopark Dunia, karena dengan perubahan status menjadi Geopark Dunia, maka kapasitas Gunung Rinjani pun akan meningkat. Rinjani akan menjadi destinasi wisata yang sejajar dengan destinasi-destinasi wisata dunia.
Dengan segala potensi dan daya tarik yang dimiliki, seperti wisata alam, wisata adventure, wisata minat khusus, wisata ekologi, wisata geologi dan wisata lainnya, Rinjani akan terus kekar berdiri dengan “Segara Anak” sebagai icon utamanya, dan terus mengundang para wisatawan untuk melihat dan menikmati keindahannya yang menawan dan menantang.
Bila Gunung Rinjani menjadi UGG, Rinjani akan di promosikan secara gratis ke seluruh dunia, dan itu menjadi daya dorong wisatawan datang ke Indonesia. Jumlah pendaki yang menuju Gunung Rinjani pada tahun 2015 mencapai 70.705 orang. Terdiri dari wisatawan manca negara 27.18 orang dan wisatawan nusantara 43.519 orang.
Suk