Ribuan Warga Mataram Sambut Pawai Ta’aruf MTQ XXVI

PAWAI TA'ARUF MTQ XXVI DI MATARAM; Lebih dari 40 kendaraan dihias sesuai kekhasan dari 34 perwakilan Provinsi, meriahkan tradisi menyambut penyelenggaraan MTQ

MATARAM – lombokjournal

Pawai Ta’aruf menyambut Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVI , mendapat sambutan ribuan warga Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dimulai sejak Jum’at (29/7) pukul 14.30 siang.  Pawai yang diberangkatkan dari Lapangan Sangkareang, Mataram, diikuti  seluruh kafilah dari 34 Provinsi se Indonesia.  Kemeriahan pawai tersebut karena masing-masing daerah bersemangat menampilkan keanekaragaman budayanya masing-masing.

gubernurpawaiMTQ29Juli5gubernurpawaiMTQ29Juli4

Gubernur NTB,TGH M Zainul Majdi, yang melepas pawai tersebut mengatakan, selain perkenal peserta dari seluruh Indonesia pawai juga merupakan  kesyukuran masyarakat NTB. Kesenian masing-masing dari Kabupaten se NTB seperti Lombok Utara, Barat, Timur dan Tengah, serta Sumbawa dan Bima tampil dalam pawai ini.

“Ini bagian rasa syukur masyarakat NTB  atas berlangsungnya MTQ,” ujar gubernur bersama Hj Erica Majdi, yang saat melepas pawai didampingi Wakil Gubernur HM. Amin, Walikota Mataram H. Ahyar Abduh, dan Dirjen Binmas Islam Kementerian Agama RI di Jalan Pejanggik Mataram.

Lebih dari 40 kendaraan dihias sesuai kekhasan dari 34 perwakilan Provinsi, termasuk perwakilan kabupaten/kota se-NTB.  Pawai bergerak dari Lapangan Umum Kota Mataram sampai ke Mayura Cakranegara. Sedangkan peserta pawai pejalan kaki yang diikuti puluhan ribu peserta, menempuh rute lebih pendek sampai dengan perempatan Karang Jangkong Mataram.

Kendaraan kafilah Pemprov Nanggroe Aceh Darussalam mengawali berjalan dengan miniature ala Masjid Baiturrahman. Kemudian diikuti tuan rumah, NTB, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, dan Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu.

gubernurpawaiMTQ29Juli7

gubernurpawaiMTQ29Juli6

Pawai Taa’ruf merupakan tradisi yang selalu berlangsung dalam penyelenggaraan MTQ.   Masing-masing daerah selain menampilkan mobil hias juga ada yang berjalan kaki. Pawai siang itu dimeriahkan pertunjukan drumband, mobil  dengan dihias miniatur masjid.

Terkait soal masjid itu, yang sempat mendapat perhatan masyarakat adalah rombongan dari DKI Jakarta.  Selain ramai dengan lantunan lagu khas Betawi, bagian depan mobil hiasnya terdapat tulisan LED berbunyi “Mohon Doa Restu Akan Dibangun Masjid Raya Jakarta Atas Prakarsa Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama’

Masyarakat juga antusias dengan khafilah dari Jakarta, Karena kehadiran Qubil AJ atau ‘Madit Musyawaroh’ pemeran Islam KTP . Penonton merangsek mengikuti jalannya kendaraan hias DKI,  berusaha bersalaman dan berfoto bareng Bang Madit

Banten Atraksi Debus

Dalam Pawai Ta’aruf itu, yang sangat menarik perhatian tampilnya Provinsi Banten dengan atraksi Atraksi Debus dengan 20 seniman yang menampilkan atraksi kesenian pencak silat, dan tarian khas Banten. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten yang memboyong kesenian tradisional khas Banten itu juga sekaligus mempromosikan pariwisata Provinsi Banten.

Kepala Disbudpar Banten, Opar Sochari, berpromosi, potensi pariwisata Banten ini tidak kalah dengan Lombok. Banten memiliki potensi wisata seperti wisata budaya ada Baduy, wisata pantai ada Pantai Sawarna, Carita dan Anyer, dan wisata religi Banten Lama.

“Masih banyak lagi,” kata Opar sambil menjelaskan kafilah Provinsi Banten sebanyak 43 peserta Mobil hias peserta Banten melambangkan perpaduan masjid Banten Lama dan Masjid Raya Al Bantani. Maksudnya, mengingatkan jasa ulama besar asal Banten, Syekh Nawawi Albantani.

Pelaksanaan MTQ di NTB merupakan yang kedua setelah yang pertama berlangsung tahun 1973. Seperti halnya penyelenggaraan pertama yang mendapat dukungan antusias dari, masyarakat, penyelenggaraan MTQ XXVI juga menjadi kenanggaan masyarakat NTB, khususnya warga Kota Mataram.

Berbeda dengan penyelenggaraan MTQ tahun 1973, saat Kota Mataram masih bagian dari Kabupaten Lombok Barat. Saat itu situasi Mataram, dan umumnya wilayah NTB masih sepi. Tahun 2016, pwnyelenggaraan MTQ  berlangsung di tengah gencarnya pembangunan NTB, dan Kota Mataram pun mulai menggeliat dari kota menengah menuju kota besar.

“Saya tak menduga Kota Mataram sudah ramai dan maju seperti ini,” kata peserta dari Kalimantan, yang mengaku terakhir kali ke Mataram tahun 1990.

 

Rer.

 

(Foto: Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB)