Umum  

Rektor UII Yogyakarta Sebut TGB Sebagai Sosok Pemimpin Ideal

TGB menerima tanda mata berupa lukisan karikatur dirinya, Minggu (18/6) (foto; Dok Humas NTB)

Safari Ramadhan Gubernur NTB, DR. TGH. M. Zainul Majdi atau TGB di Yogyakarta memberi kesan mendalam kalangan Civitas Academika, khususnya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

lombokjournal.com —

Rektor UII Yogyakarta, Nandang Sutrisno mengagumi keluasan ilmu agama TGB. karena itu, usai menyampaikan tausiyah di Masjid Al Mujahidin Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), kembali didaulat memberikan tausiyah di Masjid Ulil Albab yang berada di komplek Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta,  Minggu (18/6).

Rektor UII Yogyakarta, Nandang Sutrisno merasa beruntung dan mengucapkan terima kasih karena TGB bersedia berbagi ilmu dan pengalaman. Sebagai pujian, Nandang mengatakan bahwa Gubernur TGB saat ini adalah sosok pemimpin yang sangat ideal dan menjadi idola umat.

Baginya Gubernur TGB bukan hanya sosok pemimpin pemerintahan, tetapi juga ulama yang memiliki pengetahuan agama yang sangat baik.

“Inilah sosok pemimpin yang ideal. Mudahan kepemimpinan seperti ini menjadi satu model yang bisa ditiru oleh semua,” tegas Nandang Sutrisno

Ramadhan Bulan Al Qur’an

Usai shalat Isya’ dan taraweh berjamaah di Masjid Ulil Albab, dalam tausiyahnya TGB menguraikan. bahwa bulan Ramadhan merupakan bulannya Al-Qur’an.

Jika dilihat dalam Al-Quran, maka ada tiga hal mencolok terkait Ramadhan. Pertama, tentang perintah puasa. Kedua, tentang Al-Quran dan ketiga tentang Ramadhan yang merupakan waktu terbaik untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah SWT.

TGB menguraikan bahwa untuk mengerti dan memahami Al-Quran, maka terlebih dahulu harus kenal dan cinta Al-Quran. Banyak pintu masuk untuk mengenal Al-Quran, bisa mulai dari definisinya, bisa mulai dari fungsinya dan bisa dimulai dari perspektif-perspektif yang lain.

TGB yang saat itu didampingi Rektor UII Yogyakarta Nandang Sutrisno, mengatakan, untuk berinteraksi atau memahami dan mengakrabi sesuatu maka cara paling sederhana adalah dengan mengenal nama sesuatu itu terlebih dahulu.

Demikian juga untuk mengerti dan memahami Al-Quran. Ia menjelaskan, nama Al-Quran sudah menjadi lahan penelitian, diskusi dan eksplorasi yang luar biasa dari para ulama terdahulu. Para Jama’ah dan mahasiswa diajaknya terus mendekatkan diri dengan Al-Quran sebagai pedoman hidup.

“Dekat dengan Al-Quran berarti juga dekat dengan Allah SWT,” kata TGB.

AYA