Petani Kayangan Marah, Membakar Proyek Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas

Membakar pipa air dan bak penampungan; Debit air menyusut, sumber air dialihkan ke tempat lain

LOMBOK UTARA  –  lombokjournal.com

Berkali-kali mengadu tak ada tanggapan, akhirnya petani Kayangan bergerak. Menjelang siang, hari ini (Senin, 23/5), sekitar seribu orang petani dan pemuda dari berbagai desa di Kecamatan Kayangan mendatangi lokasi pembangunan Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas di Desa Senjajak. Mereka membakar pipa air dan bak penampungan yang belum selesai pengerjaannya.

 Tak ada yang bisa menghalangi aksi petani itu. Mereka bergerak dari Kecamatan Kayangan sekitar pukul 09.00 wita, dengan mengendarai sepeda motor.  Kabarnya, Camat Kayangan, Tresnahadi, sempat menghubungi beberapa orang agar masa bisa diajak berunding untuk menemukan solusi terbaik.  Tapi para petani itu mengaku tak sabar, karena sudah beberapa kali memberi peringatan tapi pihak pemerintah setempat tak merespon.

pipadibakar23mei3pipadibakar23mei2

 

 

 

Waktu tiba di lokasi penumpukan pipa dan pembangunan bak air di Desa Senjajak, mereka langsung mencari sampah dan daun kering.  Setelah mengumpulkan bahan yang mudah terbakar dan menaruh di atas tumpukan pipa paralon dan bak penampungan yang sedang dalam pengerjaan, mereka menyulutnya dengan api.  Di tempat itu memang sejak pagi sudah kelihatan aparat kepolisian berjaga, namun tak bisa mencegah karena petani yang tampak emosi itu jumlahnya banyak.

“Kita sudah memperingatkan baik-baik, supaya proyek tidak diteruskan. Tapi sekarang mereka sengaja membuat petani marah,” kata seseorang yang ikut menyulut api.

Menurut catatan Lombok Journal,  insiden kemarahan petani itu hampir terjadi beberapa waktu sebelumnya. Waktu itu, hari Minggu (8/5) siang, sekitar 30 anggota P3A (Persatuan Petani Pemakai Air) Kecamatan Kayangan yang didampingi pengurus P3A dan tokoh masyarakat setempat itu sempat memperingati buruh agar menghentikan  pekerjaan.  Mereka berusaha menemui bos yang punya proyek tapi tidak ada. Mandor lapangan pun tidak bisa ditemui. Jadi mereka bicara langsung dengan buruh. Waktu itu mereka sempat mengusir sebuah truk yang datang  mengangkut pipa.

Menurut informasi, setelah kejadian itu mereka berusaha menyampaikan ke pemda melalui Wakil Bupati, Sarifuddin, yang juga berasal dari Kecamatan Kayangan.  Namun jawaban yang diterima, proyek itu akan terus berjalan karena merupakan proyek dari pusat.

Dua hari sebelumnya, Sabtu (21/5) para petani berkumpul untuk merundingkan langkah yang akan diambil. Sebab mereka sudah berusaha menemui Camat Kayangan tapi tidak ketemu, dan Sekcam yang menemui mereka tak bisa memberi penjelasan.

Dalam pertemuan itu, yang juga melibatkan kelompok pemuda, disepakati untuk menyampaikan surat pada pemda setempat. Isinya, masyarakat petani pengguna air minta agar proyek perpipaan dihentikan. Tapi Hari Senin, masa bertindak spontan melakukan pembakaran di lokasi proyek di Senjajak.

Debit Air Berkurang

Petani anggota P3A tak bisa menerima proyek perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas itu karena merupakan sumber air utama Dam Santong. Daerah irigasi Santong mengairi persawahan dikelola P3A untuk petani se Kecamatan Kayangan seluas lebih 2000 ha lebih dari 3000 subak.

Areal persawahan di Kecamatan Kayangan yang terluas di seluruh  Lombok Utara.  Saat ini petani cemas, karena debit air Dam Santong terus menyusut. Kadang debitnya hanya mencapai 400 liter per detik. Padahal untuk mengairi 2000 ha persawahan  membutuhkan sekitar 3600 liter per detik. Sering terjadi, saat air kurang terjadi konflik antar petani.

Saat musim tanam polowijo MK3, pihak P3A dan Juru Pengairan harus memaksa subak air untuk mengosongkan (bro) sebagian sawahnya karena keadaan air tidak cukup. Dengan adanya proyek perpipaan itu, kekurangan air bagi petani makin parah.

Suk