Pembudayaan Gemar Membaca, Jangan Lupakan Peran Masjid

Kecilnya indeks minat baca masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), diperlukan pembudayaan gemar membaca terus menerus

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com — Safari gerakan nasional pembudayaan kegemaran membaca di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2017, berlangsung di Alun-alun Tastura, (Jumat 21/7). Kegiatan itu bagian dari “Implementasi revolusi mental melalui gerakan gemar membaca dalam rangka meningkatkan indeks literasi masyarakat.”

Bupati Lombok Tengah H. M. Suhaili FT menegaskan, upaya pembudayaan membaca terus ditingkatkan di Lombok Tengah.  Dicontohkannya,  adanya perubahan signifikan dengan terbentuknya Dinas Perpustaan di Lombok Tengah.

“Sebelumnya masih UPT, kini sudah menjadi Dinas Perpustakaan,” kata Suhaili dalam sambutannya.

Itu juga ditegaskan kembali oleh Kepala Dinas Perpustakaan Lombok Tengah, Lalu Rinjani, dan kenyataan itu sebagai salah satu alasan diselenggarakan kegiatan pembudayaan kegemaran membaca di lombok tengah.

Kegiatan ini dinilai penting, mengingat indeks minat baca masyarakat NTB masih rendah. Hasi survey tentang minat baca di NTB membuktikan, secara umum bahwa indeks minat baca di NTB hanya 6,1 persen.

“Di Lombok Tengah indeks minat bacanya hanya 0,01%,” kata Ketua Dewan Pusat Dapil NTB,, H. M. Helmi Faesal saat memberisambutan.

Tapi ada pesan penting yang disampaikan Helmi Faesal. Untuk meningkatkan minat baca msyarakat hendaknya jangan lupakan untuk memanfaatkan media yang sudah ada seperti Masjid.

“Masjid itu dianggap sebagai media yang sangat efektif (meningkatkan minat baca),” kata Helmi.

Dalam kegiatan safari pembudayaan gemar membaca itu, Bupati Loteng sempat menyerahkan cindera mata kepada utusan Dinas Perpustakaan Nasional, yang diserahkan di Bencingah Alun-Alun Tastura.

Gilang