Pegadaian 115 Tahun, Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Bangsa

MATARAM – lombokjournal.com

Saat ini usia PT Pegadaian (Persero) sudah lebih dari seabad, tepatnya 115 tahun (1 April 1901 – 1 April 2016).  Menapaki lintasan sejarah yang cukup panjang, PT Pegadaian makin memperkuat eksistensi sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) yang telah memberi kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. “Jempol saya untuk pegadaian,” seru Menteri BUMN, Rini Sumarno, sambil mengangkat kedua jempolnya, waktu menghadiri menghadiri perayaan HUT Pegadaian ke-115 pada hari Minggu (10/4) di Plasa Selatan Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan.

 

Ungkapan spontan dari Menteri Rini itu tentu bukan basa-basi. Setelah usianya mencapai lebih seabad, kinerja PT Pegadaian memang ayak diapresiasi. Seperti kata Menteri Rini, performance pegadaian terus membaik.

“Sebenarnya, yang kami upayakan bukan sekedar meningkatkan pelayanan untuk masyarakat. Lebih dari itu, kami juga membangun kepercayaan bahwa pegadaian selalu ada saat masyarakat butuh teman seiring.”
“Sebenarnya, yang kami upayakan bukan sekedar meningkatkan pelayanan untuk masyarakat. Lebih dari itu, kami juga membangun kepercayaan bahwa pegadaian selalu pada saat masyarakat butuh teman seiring.”

Sesuai misinya pegadaian memang berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh masyarakat Indonesia. Saat ini sudah memiliki 4.430 cabang, bahkan target yang akan dicapai  tahun ini mencapai 4.450 cabang.

Dengan makin tumbuhnya cabang baru, yang tentu diiringi dengan dibukanya outlet baru, maka harapan agar pada saat PT Pegadaian mampu memberi pelayanan hingga ke desa-desa di seluruh Indonesia, bukanlah harapan yang mustahil dicapai.

Pemimpin Cabang Madya di Sumbawa Besar, Agus K Saputra, saat ditemui di ruang kerjanya berharap, momentum ulang tahun ke 115 ini, insan pegadaian diharapkan makin bekerja keras meningkatkan pelayanannya yang terbaik untuk masyarakat.

“Sebenarnya, yang kami upayakan bukan sekedar meningkatkan pelayanan untuk masyarakat. Lebih dari itu, kami juga membangun kepercayaan bahwa pegadaian selalu ada saat masyarakat butuh teman seiring,” kata Agus K Saputra pada lombokjournal.com, Selasa (26/4).

Agus K Saputra, Pemimpin Cabang Madya Pegadaian Sumbawa Besar
Agus K Saputra, Pemimpin Cabang Madya Pegadaian Sumbawa Besar

Sebagai ‘teman seiring’ tidak memperlakukan seseorang yang datang membutuhkan pembiayaan sebagai ‘orang susah’. “Karena mereka yang datang adalah orang yang membawa barang berharga. Mereka memang terdesak biaya, tapi barang itu akan ditebus lagi,” terang Agus. Para nasabah yang datang dengan pihak pegadaian saling memberi manfaat timbal balik, tambahnya.

Menurut Agus, tema peringatan ulang tahun ke 115 tahun ini “Pegadaian Meningkatkan Kemandirian Bangsa” sangat tepat. Itu sesuai dengan visi dan misi pegadaian untuk mendorong ke4mandirian masyarakat, khususnya menengah ke bawah.  “Masyarakat memang diharapkan bisa memanfaatkan produk dari pegadaian,” kata Agus yang pernah menjadi Pemimpin Cabang Pegadaian Ampenan.

Introspeksi Pelayanan

Direktur Utama PT Pegadaian, Riswinandi, dalam sambutan tertulis memperingati ulang tahun pegadaian ke 115 pada tangal 1 April 2016 menegaskan, para insan pegadaian diharapkan melakukan introspeksi, dalam upaya melakukan pelayanan terbaiknya..

“Sudahkah kita melakukan upaya terbaik dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan sesuai yang kita tetapkan?” kata mantan Wakil Dirut PT Bank Mandiri itu.

Direktur Utama PT Pegadaian, Riswinandi
Direktur Utama PT Pegadaian, Riswinandi

Riswinandi menekankan, perlunya keterlibatan langsung insan pegadaian untuk membantu pemerintah mewujudkan kesejahteraan rakyat, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Dengan produk dan layanan yang diberikan sesuai kebutuhan, pegadaian harus mendorong masyarakat bisa mandiri secara ekonomi.

Keterlibatan pegadaian dalam rumusan Nawacita adalah mewujudkan kemandirian ekonomi, dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Partisipasi pegadaian dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat, terutama menengah ke bawah, melalui tiga bisnis yang dicanangkan pegadaian.

Pertama, bisnis pembiayaan berdasarkan hukum gadai maupun fidusia. Kedua, bisnis investasi dalam bentuk emas  yang memberikan fasilitas masyarakat memiliki emas secara tunai, angsuran maupun tabungan. Ketiga, aneka jasa keuangan yang memberi kemudahan masyarakat melakukan transaksi keuangan.

“Peran pegadaian dalam meningkatkan kemandirian ekonomi tak perlu diragukan lagi,” kata Riswinandi.

Direktur Utama Pegadaian, Riswinandi mengatakan, lebih dari satu abad pegadaian, telah melindungi masyarakat dari jerat rentenir. Jadi bisnis pegadaian bukan semata-mata meraih keuntungan semata, tapi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, katanya.

Dari tahun ke tahun, pendapatan usaha dan labah bersian pegadaian terus menanjak. Tahun 2015,  total aset pegadaian naik 11 persen dari Rp35,34 triliun tahun 2014 menjadi Rp39,16 triliun. Pendapatan usaha naik 14 persen dari Rp7,80 triliun menjadi Rp8,90 triliun. Dan labah bersih naik 10 persen, dari Rp1,76 triliun menjadiRp1,93 triliun.

Suk