Orasi Hari Bumi (Earth Day) di Artcoffeelago

TGH Hasanain Juaini, Lc. “Seperti halnya bumi telah memberikan cinta yang tak habis-habisnya pada manusia.” (foto: Rr/Lombok Journal)

Manusia saat ini hidup di era kematian pelan-pelan, karena perlakuannya yang semena-mena terhadap bumi. Perlakuan manusia yang menimbulkan masalah bumi misalnya boros energi, penggunaan plastik berlebihan yang menimbulkan problem lingkungan, atau penebangan hutan tanpa kendali.

Akustik dari Genggelang, Lombok Utara (foto: Rr)

MATARAM.lombokjournal.com —  Peraih hadiah Ramon Magsasay 2011 di bidang lingkungan, TGH Hasanain Juaini, LC mengatakan itu dalam orasi bertepatan peringatan Hari Bumi (Earth Day) ke 47.   “Perlu melakukan aksi nyata, melakukan tindakan nyata meski kecil tapi bisa memberi perubahan besar bagi bumi dan lingkungan hidup,” katanya saat orasi  di Artcoffeelago (tempat minum ngopi), Jalan Amir Hamzah di Mataram, hari Jum’at (22/4) sore.

Hasanain sempat menyinggung tentang perubahan iklim yang mempengaruhi kenaikan harga cabe. Melambungnya harga cabe itu menyebabkan ibu-ibu membawa masalah dapur menjadi problem nasional.

Jingga (kiri) dan Biru (foto: Rr)

Padahal masalah itu bisa diselesaikan dengan tindakan kecil yang nyata.

“Coba masing-masing kita menanam lima bibit cabe di rumah. Itu akan menyelesaikan harga cabe yang kini sedang melambung,” kata Hasanaian, yang pada bulan Mei mendatang akan menerima penghargaan Mongabay ASEAN. Ia menerima penghargaan itu terkait terobosan-terobosan yang dilakukannya untuk meningkatkan minat pelestarian alam dan kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan.

Seperti diketahui, Hasanain semula dikenal karena keberhasilannya menghijaukan kembali wilayah Lembah Sepaga, Keru, Lombok Barat yang semula kering meranggas akibat penggundulan hutan ilegal (Illegal loging).

Keberhasilan yang dilakukannya akhirnya diikuti masyarakat setempat yang semula menolak melakukan penghijauan. Selain prestasinya di bidang lingkungan, Hasanain Juaini, juga satu-satunya tokoh agama di Lombok yang menyuarakan kesetaraan perempuan.

Dengan peringatan Hari Bumi, harap Hasanain, bisa meningkatkan kecintaan manusia pada bumi. “Seperti halnya bumi telah memberikan cinta yang tak habis-habisnya pada manusia,” ujar Hasanain.

Artcoffeelago

Artcoffeelago yang dikelola anak-anak muda dari berbagai profesi itu digagas sebagai tempat bertemunya anak-anak muda (sambil minum kopi) dari berbagai kalangan.  Dari  pertemuan tersebut diharapkan bisa berlanjut dialog dan sharing gagasan.

Launching Artcoffeelago sore itu ramai dihadiri mahasiswa, tokoh-tokoh LSM, maupun seniman dan budayawan.  Acara itu makin meriah dengan tampilnya Biru dan Jingga, kakak beradik yang masing-masing masih duduk di bangku kelas 6 dan 3 SD tapi piawai bermain gitar dan biola.

Selain itu, kelompok anak muda dari beberapa desa di Lombok Utara juga bermain musik akustik dengan alat-alat yang unik. Seorang anak muda tampil dengan kepandaian memainkan genggong, jenis musik tradisi rakyat dari Lombok Utara.

Rr.