Umum  

Mushola Mirip Wihara, Jadi Destinasi Wisata Andalan Desa Pakuan, Narmada

Mushola di Dusun Jurang Malang, Desa Pakuan Kecamatan Narmada, Lombok Barat ini bangunan dan arsitekturnya unik nan cantik, memiliki gaya arsitektur menyerupai wihara Cina. (foto: AYA/Lombok Journal)

Mushola yang mempunyai gaya arsitektur Cina, sehingga banyak yang mengira itu sebagai wihara umat Budha

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com —  Tidak seperti mushola pada umumnya, mushola di Dusun Jurang Malang, Desa Pakuan Kecamatan Narmada, Lombok Barat ini bangunan dan arsitekturnya unik nan cantik. Mushola ini memiliki gaya arsitektur menyerupai wihara Cina.

Berdasarkan cerita yang beredar di tempat ini, mushola ini dibangun oleh seorang muallaf keturunan Tionghoa bernama Ang Thian Kok alias H Maliki, yang dikenal dengan sifat dermawannya. Di dominasi warna merah yang mencolok, bangunan yang berdiri tahun 2010 ini, sangat mirip seperti wihara yang biasa digunakan ibadah umat Budha.

Mardan Haris, Kepala Desa Pakuan, menuturkan bahwa musholla ini semula dibangun berdasarkan kebutuhan ‘darurat’  masyarakat. Waktu itu sedang dilakukan pembangunan masjid, dan masyarakat membutuhkan tempat sementara untuk menunaikan ibadah sebagaimana biasa dilakkukan di masjid.

“Melihat kebutuhan masyarakat itu, maka Haji Malik membangun musholla ini untuk tempat ibadah sementara,” kata Mardan.

Dikatakan Mardan, selain sebagai tempat untuk beribadah, musholla ini juga digunakan untuk kegiatan keagamaan lainnya. “Musholla ini juga dipakai untuk kegiatan-kegiatan pendidikan seperti PAUD dan TPQ,” jelasnya.

Ada cerita unik terkait nama mushola. Ini diungkapkan Satral, yang sehar-hari bertindak sebagai pengelola musholla. Dijelaskannya, semula musholla unik ini dinamakan Al-Maliki, sesuai dengan nama pendirinya.

Namun sekarang musholla itu namanya diganti menjadi Ridwan. Tapi yang mengganti nama mushola itu justru Maliki, yang membangun mushola. Konon penggantian nama musholla ini berdasarkan mimpi yang dialami Mali, sang pemilik.

“Dulunya mushola ini bernama Al-Maliki, namun diganti menjadi Ridwan. Ini ada ceritanya. Suatu saat Haji Maliki bermimpi mengungpas sebuah kelapa. Nah pas kelapa itu berhasil dikupas, munculah tulisan Ridwan. Makanya, sejak saat itu musholla ini diganti namanya menjadi musholla Ridwan,” tutur Satral .

Keunikan arsitektur musholla ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tidak hanya wisatawan lokal, wisatawan mancanegara pun pernah datang untuk melihat mushola tersebut.

“Banyak wisatawan yang datang untuk melihat musholla ini, mereka datang dari Surabaya, Manado bahkan dari Malaysia juga pernah datang kesini,” jelas Satral.

AYA