Umum  

MEMBERI UANG ORANG MISKIN, Membuat Malas? Salah

 

pengemis2
foto ilustrasi

Lombokjurnal.com

Benarkah uang pemberian Cuma-cuma pada orang miskin membuat mereka malas. Benarkah? Salah. Untuk mendapat uang, orang harus bekerja? Memang. Bagaimana kalau pekerjaan tidak ada? Berikan bantuan uang untuk tunawisma. Benar? Benar.

Beberapa cerita yang terjadi di mancanegara di bawah ini membuktikan, pemberian bantuan tunai langsung manfaatnya sangat besar bagi orang miskin. Baru-baru ini Pemerintah Ontario mengirimi warganya cek bulanan untuk menutupi biaya hidup seperti makanan, transportasi, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Uang bantuan langsung (yang cukup) tanpa ikatan, sangat membantu orang miskin. Ini membantu menurunkan kesenjangan, menurunkan kematian balita, mengurangi perkawinan dini dan kehamilan remaja, mengurangi tingkat kejahatan, tingkat penyelesaian sekolah lebih baik, derajat kesehatan membaik, dan berpengaruh meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tapi jangan percaya begitu saja. Coba ikuti cerita di bawah ini.

Manitoba, Kanada

Melalui Mincome, program pertama yang ada di Amerika Utara, antara tahun 1974 dan 1979 pemerintah federal dan provinsi memberikan uang kepada tiap orang dari keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Dauphin. Program ini dimaksudkan mengevaluasi, bila pemerintah memberikan pendapatan tahunan pada keluarga miskin, benarkah akan membunuh motivasi orang untuk bekerja? Ternyata tidak.

Sebaliknya, selama lima tahun, kemiskinan benar-benar menurun drastis. Usia perkawinan dini menurun signifikan, dan tingkat kelahiran turun. The Mincome Kohort memiliki catatan, dengan program itu angka putus sekolah juga turun.

Bantuan itu justru mendorong orang miskin kreatif mencioptakan lapangan kerja sendiri. Pencari, para buruh wanita menggunakan bantuan itu selama cuti hamil, sehingga kualitas hidup mereka membaik. Kalangan muda menggunakan bantuan itu untuk melakukan kegiatan tambahan belajar. Angka orang sakit menurun sebesar 8,5%

“Orang yang miskin karena mereka tidak memiliki cukup uang.Memberi mereka uang adalah cara yang bagus untuk mengurangi masalah.”
GAVIN JAMES

pengemis3
foto ilustrasi

Alaska, Amerika Serikat

Alaska memberikan bantuan uang tanpa ikatan sejak tahun 1982. Tiap tahun, negara bagian Alaska memberikan masing-masing warganya uang ratusan dan ribuan dolar, tanpa pamrih. Seriuskah ini? Iya nih.

ALASKA PERMANENT FUND didirikan pada tahun 1976 untuk mengamankan sebagian dari semua uang hasil kekayaan minyaknya, untuk kepentingan generasi mendatang. Pada tahun 1980, dividen Permanent Fund dialokasikan untuk membayar sebagian “Dana Permanen” yang dikelolanya untuk memberi bantuan warganya. Pembayaran pertama, dari $ 1.000 untuk setiap warga negara, dibuat pada tahun 1982. Dana terus berkembang, dan pada tahun 1998, pendapatan dari Dana itu melampaui pendapatan minyak negara.

Pada tahun 2014, laba bersih dari dana itu $ 6800000000 (enam milyar delapan ratus juta), dividennya dibagikan masing-masing $ 1.884 untuk 640.000 warga, meskipun terjadi penurunan pendapatan minyak. Pada 2015, pembayaran untuk setiap pria, wanita, dan anak melampaui $ 2.000. Pada Februari 2015, upah per kapita Alaska merupakan yang tertinggi di Amerika Serikat, Ternyata program bantuan untuk orang miskin ini mengurangi kesenjangan sosial. Alaska tercatat sebagai negara bagian yang ‘ketimpangan pendapatan’ warganya terendah Utah. Dan merupakan salah satu Negara bagian yang terkaya per kapita.

Namibia, Afrika

Dasar Pendapatan Hibah Koalisi (dipimpin Dewan Gereja, Serikat Pekerja Nasional Namibia, Forum LSM Namibia, Dewan Pemuda Nasional dan Jaringan Namibia AIDS Layanan Organisasi) melakukan proyek percontohan bantuan orang miskin selama dua tahun. Pelaksanaan proyek bantuan antara tahun 2007 dan 2009, berlangsung di Otjivero- Omitara, area pedesaan berpenghasilan rendah.

930 penduduk menerima pembayaran bulanan dari 100 Dolar Namibia. Bantuan itu termasuk kecil. Tapi hasilnya mengejutkan: jumlah balita kekurangan gizi menurun dari 42% menjadi 10%. Angka putus sekolah yang semula turun 40% turun menjadi hampir 0%. Jumlah usaha kecil meningkat, karena daya beli penduduk meningkat, sehingga menciptakan pasar untuk produk-produk baru.

London, Inggris
Pada bulan Mei 2009, sebuah badan amal setempat memutuskan memberikan uang – masing-masing sebanyak £ 3000 tanpa ikatan – dari 13 pemuda miskin yang telah hidup lama di jalanan. Tidak, tidak ada ‘pemuda mujur’ yang membelanjakan uang mereka untuk alkohol, obat-obatan atau perjudian. Setahun kemudian, 11 dari 13 pemudan itu mulai meningalkan dunia jalanan.

Mereka mulai membuat rencana untuk masa depan, berhubungan kembali dengan keluarga, mengembangkan keterampilan hidup mandiri (seperti memasak dan membayar tagihan), dan mengatasi masalah kesehatan dan penyalahgunaan narkoba. Total belanja pada tahun pertama rata-rata £ 794 per orang, bandingkan dengan jumlah bantuan masing-masing sebesar £ 3.000.

India

Pada tahun 2010, Penghasilan Dasar parsial diperkenalkan di India. Skema proyek percontohannya didukung UNICEF. Selama satu tahun, setiap pria, wanita, dan anak di delapan desa di negara bagian Madhya Pradesh, diberikan bantuan uang bulanan. Semula jumlahnya 200 Rupee India untuk tiap orang dewasa dan 100 Rupee India untuk tiap anak,.

Kemudian dinaikkan 300 Rupee untuk orang dewasa dan 150 Rupee untuk anak-anak. Selama 12 bulan percobaan itu, terjadi peningkatan standar hidup dan pembangunan ekonomi berbasis masyarakat. Banyak penerima menggunakan uang itu untuk memperbaiki rumah mereka, jamban, dinding dan atap, dan mengambil tindakan terhadap malaria, perbaikan gizi ditingkatkan. Kesehatan lebih baik menyebabkan anak-anak rajin ke sekolah, dan orang tua meningkat kinerjanya.

Kenya
Bernard Omondi, tinggal di sebuah desa Kenya kecil adalah buruh dan penghasilannya sekitar $ 2 sehari ketika kalau bekerja. Kalau tidak kerja, dua putranya akan kelaparan. Pada tahun 2012, Omondi bangun karena menerima kabar gembira. Belakangan, ia bercerita kepada wartawan The New York Times yang mewancarainya, “Ketika saya melihat pesan, aku melompat. Istri saya terkejut dan bertanya, ‘Bernard, ada apa itu? “Aku bilang aku baru saja diberikan bantuan $ 500 tanpa ikatan.” Untuk Omondi, angka sebesar gaji hampir satu tahun.

Siapakah yang memberinya uang itu?
BERIKAN LANGSUNG, sebuah organisasi nirlaba yang membantu warga yang hidup dalam kemiskinan ekstrim di Kenya dan Uganda, mentransfer tunai bersyarat kepada mereka melalui ponsel.

Beberapa bulan kemudian, Omondi memperoleh penghasilan $ 6 sampai $ 9 per hari berkeliling dengan ‘Bajai Boxer’ barunya. Kendaraan bermotor produk India itu menjadi bisnis Omondi untuk menyediakan transportasi bagi warga setempat. Dia tidak sendirian. Banyak orang miskin seperti dirinya yang memperoleh bantuan tanpa ikatan. Mereka menggunakan untuk memperbaiki rumah mereka dan mulai membuka usaha kecil-kecilan.

Di-Indonesiakan: Roman Syair (AnonHQ.com)