Sejumlah masalah kesehatan bisa dideteksi hanya dengan melihat mata
lombokjournal.com ~ Tanda-tanda awal penyakit Alzheimer dan kondisi neurologis lainnya, sekarang bisa dideteksi melalui satu aplikasi smartphone yang dikembangkan para ilmuwan di University of California, San Diego.
Aplikasi ini menggunakan kamera inframerah dekat ponsel untuk melacak perubahan ukuran pupil (biji mata) seseorang pada tingkat sub-milimeter. Pengukuran ini kemudian dapat digunakan untuk menilai kondisi kognitif orang tersebut.
Seiring berkembangnya teknologi, mata bisa jadi semakin berguna sebagai alat untuk mendiagnosis segala macam penyakit dan kondisi. Sebab, lantaran sifatnya yang transparan, mata membutuhkan metode pemeriksaan yang jauh lebih sedikit daripada bagian tubuh lainnya.
Bahkan, tanpa bantuan teknologi, sejumlah masalah kesehatan bisa dideteksi hanya dengan melihat mata. Berikut beberapa tanda peringatannya.
Ukuran pupil
Pupil (biji mata) merespons cahaya secara cepat, menjadi lebih kecil di lingkungan yang terang dan lebih besar dalam kondisi redup. Respons yang lamban atau tertunda dalam ukuran pupil dapat menunjukkan beberapa penyakit yang dapat mencakup kondisi serius seperti penyakit Alzheimer, serta efek dari obat dan bukti penggunaan obat. Pupil yang melebar sering terjadi pada mereka yang menggunakan obat stimulan, seperti kokain dan amfetamin. Pupil yang sangat kecil dapat terlihat pada pengguna heroin.
BACA JUGA: Gebyar Budaya 2022, Momentum Berziarah ke Masa Lalu
Mata memerah atau menguning
Perubahan warna sklera (“bagian putih mata”) menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Mata berwarna merah darah dapat dipicu oleh alkohol berlebih atau penyalahgunaan obat. Ini juga dapat disebabkan oleh iritasi atau infeksi yang, dalam banyak kasus, berlalu dalam beberapa hari.
Jika perubahan warna terjadi terus-menerus, itu bisa menandakan infeksi yang lebih serius, peradangan, atau reaksi terhadap lensa kontak. Dalam kasus ekstrem, mata merah menunjukkan glaukoma, penyakit jahat yang dapat menyebabkan kebutaan.
BACA JUGA: Gelar Event Internasional, Semua Pihak Diminta Berbenah
Ketika sklera menjadi kuning, ini adalah tanda yang paling jelas dari jaundice (penyakit kuning) dan hati yang sakit. Penyebab yang mendasari penyakit kuning sangat bervariasi. Mereka termasuk peradangan hati (hepatitis), kondisi genetik atau autoimun, dan obat-obatan tertentu, virus atau tumor.
Bintik merah
Bintik merah darah pada bagian putih mata (perdarahan subkonjungtiva) dapat terlihat menakutkan dan selalu merupakan akibat dari pembuluh darah kecil yang pecah. Sering kali, tidak ada penyebab yang diketahui, dan bisa menghilang dalam beberapa hari.
Namun, gejala itu juga bisa menjadi indikasi tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan pembekuan darah yang menyebabkan pendarahan berlebihan. Obat pengencer darah seperti aspirin juga bisa menjadi penyebabnya, dan jika masalah sering terjadi, mungkin menyarankan agar dosisnya ditinjau ulang.
Cincin di sekitar kornea
Lingkaran putih atau abu-abu di sekitar kornea sering dikaitkan dengan kolesterol tinggi dan peningkatan risiko penyakit jantung. Itu juga dapat mengungkapkan alkoholisme dan kadang-kadang terlihat di mata orang tua, itulah sebabnya nama medisnya adalah arcus senilis atau arkus kornea.
Benjolan Lemak
Terkadang fitur paling mengkhawatirkan yang bisa muncul di mata sebenarnya adalah yang paling jinak dan mudah diobati. Suatu benjolan lemak kekuningan yang dapat muncul di bagian putih mata adalah pinguecula (diucapkan pin-GWEK-you-la), timbunan kecil lemak dan protein yang dapat dengan mudah diatasi dengan obat tetes mata atau dihilangkan dengan operasi sederhana.
Suatu pterygium (dibaca turrijium) yang muncul sebagai pertumbuhan merah muda di atas putih mata tidak berbahaya bagi penglihatan sampai mulai tumbuh di atas kornea (bagian mata yang berwarna).
Untungnya, pterigia tumbuh sangat lambat. Seperti pinguecula, itu dapat dengan mudah dihilangkan. Memang, itu harus dihilangkan dengan baik sebelum mencapai kornea. Jika dibiarkan terus tumbuh, pterigium akan membentuk “film” buram di atas kornea yang akan menghalangi penglihatan. Salah satu faktor penyebab utama pinguecula dan pterigium diyakini adalah paparan kronis sinar ultraviolet dari Matahari.
Pinguecula adalah pertumbuhan menonjol kekuningan pada konjungtiva. sruilk/Shutterstock
Mata melotot
Mata yang menonjol dapat menjadi bagian dari fitur wajah yang normal, tapi ketika mata yang sebelumnya tidak menonjol mulai menonjol ke depan, penyebab yang paling jelas adalah masalah pada kelenjar tiroid. Ini membutuhkan perhatian medis. Satu mata yang menonjol dapat disebabkan oleh cedera, infeksi atau, lebih jarang, tumor di belakang mata.
BACA JUGA: Oknum Saudagar Kibuli Petugas PMK di KLU
Kelopak mata bengkak atau berkedut
Kelopak mata juga bisa menunjukkan banyak penyakit. Mayoritas terkait dengan kondisi kecil kelenjar di kelopak mata. Kondisi umum adalah tembel atau bintil di tepi pelupuk mata atau kalazion_, yang muncul sebagai benjolan merah di bagian atas.
Dalam kasus yang lebih jarang, kelopak mata bawah dan disebabkan oleh kelenjar minyak yang tersumbat. Bintilan biasanya hilang dengan sendirinya atau dengan kompres hangat. Jika terus berlanjut, perlu dihilangkan dengan prosedur sederhana.
Kelopak mata yang berkedut (miokimia okular) bisa menjadi iritasi, bahkan memalukan, dan seringkali terasa jauh lebih buruk daripada yang terlihat. Dalam kebanyakan kasus, gejala ini sama sekali tidak berbahaya dan dapat dikaitkan ke stres, ketidakseimbangan nutrisi, atau terlalu banyak mengkonsumsi kafein.***
sumber: The Conversation