Umum  

Inovasi Ibu Rumah Tangga di Pemenang Timur

INOVASI IBU RUMAH TANGGA; membantu stabilitas ekonomi keluarga

Menyulap Sampah Jadi Produk Bermutu

LOMBOK UTARA – lombokjournal.com

Kelompok para perempuan yang terbilang kreatif dan sedikit inovatif ini cukup menginspirasi dengan aktivitas usaha yang mereka geluti. Aktifitas keseharian ibu-ibu rumah tangga ini dalam mengelola usahanya ternyata tidak memerlukan bahan yang mahal. Mereka manfaatkan bahan dari limbah sampah lalu menghasilkan aneka jenis produk menarik nan indah.

Limbahpastik,KLU31Agustus2

Dari sampah jadi produk nan indah

———

 

Kelompok Aneka Kerajinan di Dusun Karang Baru Desa Pemenang Timur Kecamatan Pemenang Lombok Utara ini, mempunyai anggota 10 orang. Berdiri sejak awal tahun 2012, dan hingga kini masih aktif dalam menjalankan usahanya menyulap limbah sampah menjadi tas, bunga, dompet, keranjang minuman dan alat-alat aksesoris lain yang berwarna-warni.

Terbilang kreatif, karena limbah sampah yang ada dapat mereka ubah jadi barang-barang bermanfaat dan indah merona. Panorama ini jarang kita lihat dan dengar di Lombok Utara yang bermotto bumi Tioq Tata Tunaq. Sampah yang selama ini kita anggap mengganggu dan merusak penglihatan kita, jorok dan juga kotor.  Namun, kelompok perempuan bertangan kreatif ini, limbah sampah (bungkus kopi, botol minuman, serta bungkus-bungkus jajanan (snack) justru mendatangkan manfaat besar.

“Semua kerajinan yang kami hasilkan berbahan dari limbah sampah. Untuk mendapatkannya kami cari bersama-sama secara sendiri-sendiri. Terkadang, ketika sulit kami dapatkan, kami membeli dari para pemulung sampah,” ungkap Salamah, Ketua Kelompok Aneka Kerajinan.

Untuk membuat satu unit tas misalnya, cukup membutuhkan bahan dari limbah bungkus kopi disamping benang untuk mengikat sambungan satu bungkus kopi dengan bungkus yang lainnya. Pembuatan untuk satu unit tas saja misalnya tidak butuh waktu yang lama.

Mereka bisa menuntaskan pengerjaan satu unit tas hanya dalam waktu setengah hari. Pun halnya dengan produk lainnya seperti keranjang minuman dibuat dari bekas botol minuman, dompet, dan kembang bunga. Semuanya berbahan dari limbah sampah. Mereka mengerjakannya dalam waktu yang cukup cepat dan diracik oleh sentuhan tangan-tangan kreatif juga produktif.

Sudah lebih 4 tahun kelompok ini berdiri, tapi sayangnya, peralatan untuk membuat produk hingga kini masih memakai alat-alat manual karena belum memiliki alat modern untuk mempercepat proses penganyaman.

“Untuk membuat semua produk kerajinan kami menggunakan alat obeng, gunting, soder dan mesin jahit, sampah-sampah tersebut bisa tersulap jadi barang bermanfaat,” kata perempuan berjilbab ini.

Saat ini hasil kerajinan yang dibuat kelompoknya sudah mulai dipasarkan di pasar UMKM Lombok Utara depan Pasar Tradisional Tanjung. Di pasar ini, semua jenis karya perempuif an-perempuan kreatini dipajang. Tak hanya itu, barang hasil kerajinan mereka juga kerap ditampilkan dalam beberapa kegiatan seremonial pemerintah daerah, kecamatan dan desa. Semisal, pada musrenbang RKPD tahun 2017 di Hotel Bay Marina beberapa waktu lalu, hasil kerajinan mereka dipamerkan dalam ajang tersebut.

Dalam rangka memperluas jangkauan promosi, ibu-ibu rumah tangga ini banyak menitipkan produk mereka di hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Promosi selain dimasudkan melebarkan jangkauan pangsa pasar, juga diharapkan dapat menyedot daya tarik tamu hotel dan restoran sehingga mereka saban waktu berinisiatif untuk membeli sebagai oleh-oleh ketika balik ke daerah/negara asalnya.

“Kami sangat mendambakan pasar seni yang ada di Gili Trawangan juga dapat kami akses sebagai lokasi memasarkan hasil-hasil kerajinan kami. Harapan tersebut telah kami usulkan kepada pemerintah daerah. Tapi, dari informasi yang kami peroleh, ijin bukan dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten tapi pemerintah provinsi selaku pemegang kuasa di tempat itu. Mudah-mudahan kedepan kami diijinkan menjual produk di lokasi itu,” cetusnya.

Cara lain yang ditempuh untuk memasarkan produk ialah mempromosikannya secara door to door dengan komunikasi tatap muka secara intensif bersama para pengusaha dan para guide yang ada di wilayah Pemenang dan sekitarnya. Cara ini dilakukan agar produk mereka bisa sampai kepada pengunjung.

“ Tidak jarang kami dikunjungi wisatawan langsung di lokasi produksi,” terangnya.

Keuntungan penjualan yang mereka dapat minimal 1 juta rupiah dalam sebulan. Penjualan tampak fantastis ketika musim high season. Mereka tidak mematok harga tetap untuk masing-masing produk, namun, pihak yakin akan adanya kesempatan lain. Menurut mereka, daripada pembeli tawa-menawar dengan harga lebih rendah dari harga standar yang mereka tawarkan.

Kanyataan ini kemudian membuat kelompok ini sadar, ternyata usaha mereka tak terbilang besar seperti produksi-produksi pengusaha besar. Untuk satu unit tas gandeng dijual pada kisaran harga 100 ribu keatas, keranjang minuman untuk ukuran terkecil dijual dengan kisaran 80 ribu, dompet 50 ribu serta bunga kembang 100 ribu.

Dengan usaha yang telah dibangun bersama, Salamah dapat sedikit mengurangi beban ekonomi para ibu rumah tangga yang ikut tergabung dalam kelompok. Setidaknya mereka bisa membantu menstabilkan ekonomi keluarga. Sebelum membentuk kelompok usaha ini, waktu lowong mereka banyak terbuang. Kini, waktu mereka terisi aktivitas yang mendatangkan penghasilan.

djn