Imamat Romo Maryono, Sosok Manusia Rendah Hati

25 Tahun Imamat RD. Laurensius Maryono di Gereja Katolik Santa Maria Immaculata Mataram

Gubernur Zulkieflimansyah saat Perayaan Syukur 25 Tahun Imamat RD. Laurensius Maryono di Gereja Katolik Santa Maria Immaculata Mataram, Rabu (05/10/22) / Foto: her

Dalam perayaan 25 tahun Imamat Romo Maryono, digarapkan sosok rendah hatinya dijadikan teladan semua orang

MATARAM.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyampaikan bahwa sosok Romo Maryono adalah living example contoh terbaik menjadi manusia yang betul-betul berjalan menyapa semua hati kita yang begitu tawadhu.

“Seorang filsuf besar pernah mengatakan dunia ini sudah mencapai hal-hal yang luar biasa, kita sudah bisa terbang belajar dari burung, kita sudah bisa berenang belajar dari ikan, tantangan terberat saat ini adalah belajar menjadi manusia,” kata Bang Zul sapaan Gubernur NTB.

BACA JUGA: Pemprov NTB Dukung World Muscle Tour Sport Festival 2022

Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB pada Perayaan Syukur 25 Tahun Imamat RD. Laurensius Maryono

Hal tersebut terungkap dalam sambutan Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB pada Perayaan Syukur 25 Tahun Imamat RD. Laurensius Maryono di Gereja Katolik Santa Maria Immaculata Mataram, Rabu (05/10/22).

Bang Zul menyampaikan, atas nama pemerintah dan pribadi merasa tersanjung bisa mengenal sosok yang luar biasa seperti Romo Maryono.

“Mudah-mudahan kebersajaan Romo Maryono bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, bukan hanya umat katolik maupun pemeluk kristiani tapi seluruh umat manusia”, tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Uskup Denpasar, Mgr. Dr. Silvester San, Pr., berpendapat, Romo Maryono adalah imam yang baik dan terbuka, bersahaja, humoris dan rendah hati serta gaya kepemimpinannya yang memberikan inspirasi dan teladan bagi yang lain.

“Saya memberikan apresiasi tinggi kepada Romo Maryono yang telah memberikan diri kepada Keuskupan Denpasar, semoga tetap setia hingga akhir hayat”, ungkapnya.

Perayaan ini diadakan sebagai bentuk syukur umat katolik di Mataram bagi Romo Maryono yang sudah menjadi Pastor Paroki di Mataram sejak tahun 2010, jadi hampir setengah perjalanan 25 tahunnya menjadi Imam ada di Mataram.

BACA JUGA: Festival Qasidah NTB Digelar Bersamaan HUT Loteng

Turut hadir dalam kegiatan ini bersama yaitu Walikota Mataram, Kakanwil Kemenag Provinsi NTB, Karo Kesra Setda Provinsi NTB, tokoh-tokoh agama, serta Muspida tingkat provinsi maupun kota lainnya. ***