Banjir Bima, Meski Mereda Warga Masih Diliputi Kecemasan

Seorang anggota TNI membantu warga yang membersihkan lingkungannya dari sisa-sisa material banjir. Sejak Minggu (25/12), sebagian pengungsi mulai kembali ke rumahnya

BIMA – lombok journal.com

Banjir di Bima yang menenggelamkan 5 kecamatan dan 32 kelurahan di kota paling ujung di Provinsi NTB, memang telah mereda. Namun penderitaan yang dialami lebih dari 105 ribu pengungsi baik yang terkonsentrasi di 19 titik pengungsian maupun tempat lain, membutuhkan bantuan bahan pokok dan penanganan kesehatan.  

Sejak hari Minggu (25/12), sebagian pengungsi mulai kembali kerumah masing masing untuk membersihkan rumahnya dari sisa material banjir. Warga juga bergotong royong membersihkan lumpur di jalanan. Namun lambatnya dukungan alat-alat berat untuk membantu membersihkan sisa material banjir itu masih mempersulit transportasi kota.

banjir-bima3

Umumnya listrik di rumah warga belum menyala, dilaporkan hanya rumah-rumah sekitar Kantor Walikota yang mulai mendapat aliran listrik. Pasar-pasar kota juga belum ada aktivitas.

Bencana banjir bandang yang terjadi di Bima tanggal 21 dan 23 Desember akibat hujan deras dan meluapnya sungai Padolo 1, juga menyisahkan kecemasan. Pasalnya, sebagian warga yang ditemui mengaku tak bisa memprediksi apakah hujan berikutnya tidak kembali mendatangkan banjir susulan.

banjir-bima2

“Musim hujan masih panjang. Sampai sekarang belum ada cara membendung banjir, kalau kembali hujan besar,” kata seorang pengungsi di Penaraga.

Sulitnya Distribusi Bantuan

Menurut sumber Humas Pemkot Bima, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, memimpin pembahasan rencana aksi tanggap darurat banjir, di ruang rapat Walikota, Minggu malam (25/12) sejak pukul 19.30 wita.  Pertemuan itu diikuti Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Adhy Karyono, Danrem 162/Wirabhakti, Walikota Bima, Wakil Walikota Bima, Ketua DPRD Kota Bima, Kapolres Bima Kota, Kepala BPBD Prov. NTB, Plt. Sekda Kota Bima, perwakilan organisasi-organisasi relawan, dan pimpinan SKPD terkait lingkup Pemerintah Kota Bima.

Jumlah pengungsi yang terdata berjumlah 105.753 jiwa, sebagian besar mengungsi di tempat keluarga, sisanya mengungsi di titik pengungsian lebih 7 ribu jiwa yang tersebar di 7 kelurahan.

Data kerusakan yang terdata meliputi fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan (sekolah SD hingga SMA), infrastruktur jalan, jembatan, prasarana air minum, persampahan, areal pertanian dan rumah penduduk termasuk kios-kios usaha warga. Sekitar 91 rumah penduduk hanyut, 47 rusah berat, piluhan lainnya rusak ringan. Estimasi kerugian sementara sebesar Rp. 979,3 Milyar.

“Hingga berita ini ditulis, kendala utama yang dihadapi saat ini adalah kesulitan distribusi bantuan, karena kurangnya tenaga dan sarana,” kata Kepala BNPB Willem Rampangilei

Selain itu, aksi mendesak selain distribusi bantuan, langkah prioritas adalah pembersihan. Sejumlah truk akan didatangkan dari Pemerintah Provinsi untuk membantu distribusi bantuan dan kegiatan pembersihan. Namun sejauh ini alat-alat yang dibutuhkan itu belum ada kabar kapan datangnya.

Memang diakui, sangat sedikit yang bisa dilakukan untuk mencegah bencana mendatang bila hujan deras kembali mengguyur wilayah Bima. Paling jauh bisa dilakukan adalah antisipasi pengurangan risiko bencana dengan segera melakukan normalisasi sungai, penataan drainase dan penertiban penataan ruang.

Ldt.