Zero Waste, Faktor Wujudkan Lingkungan Rendah Karbon

Zero
Kegiatan webinar nasional bertema, "Mendorong Inisiatif Lokal Untuk Pembangunan Rendah Karbon dan Ketangguhan Iklim Yang Inklusif", yang digelar secara virtual dan diinisiasi oleh Islamic Relief Worldwide Indonesia dan Konsepsi, Selasa (7/9).
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Program unggulan NTB, Zero Waste, merupakan salah satu indikator penting dalam mewujudkan lingkungan rendah karbon.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Sitti Rohmi Djalilah, menjabarkan, salah satu program unggulan yang terus didorong oleh pemerintah provinsi saat ini adalah NTB Zero Waste atau mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

Saat ini, seluruh belahan dunia mengalami pemanasan global yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu disebabkan oleh efek rumah kaca yang diakibatkan oleh kegiatan industri, pembakaran hutan, polusi udara, limbah rumah tangga maupun pemanfaatan bahan-bahan kimia yang berlebihan.

“Dalam mewujudkan NTB Asri dan Lestari, kami terus mendorong masyarakat dan semua pihak untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat melalui pengelolaan sampah yang baik. Juga diharapkan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global yang tinggi,” ujar Sitti Rohmi dalam kegiatan webinar nasional bertema, “Mendorong Inisiatif Lokal Untuk Pembangunan Rendah Karbon dan Ketangguhan Iklim Yang Inklusif”.

Dalam kegiatan yang digelar secara virtual dan diinisiasi oleh Islamic Relief Worldwide Indonesia dan Konsepsi, Selasa (7/9), Wagub menyatakan bahwa penguatan pengelolaan sampah hingga ke desa-desa dinilai dapat meminimalisir terjadi nya pemanasan global akibat dari efek rumah kaca atau pemanasan iklim bumi. Sebab, salah satu faktor penyebab efek rumah kaca adalah limbah rumah tangga dari sampah yang tidak dikelolah dengan baik.

BACA JUGAPercepat Pembangunan dengan Berdayakan dan Tingkatkan UMKM

Sementara itu, Kepala Bappenas/Menteri PPN, Suharso Manoarfa, menjelaskan, suhu permukaan global 1,09 derajat celsius lebih tinggi dalam 10 tahun terakhir antara 2011-2020 dibandingkan tahun 1850-1900. Untuk itu, perubahan iklim ini menjadi PR bagi seluruh umat manusia khusus masyarakat di Indonesia.

“Pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim merupakan agenda prioritas nasional yang telah memiliki target yang dituangkan dalam RPJMN,” jelas Suharso.

manikp@kominfo