MATARAM.lombokjournal.com —
ALI SALEH MOHAMMED ALI JABER atau yang lebih dikenal sebagai Syekh Ali Jaber, 44, kelahiran Madinah tanggal 3 Safar 1396 H atau 3 Februari 1976 M. Ia meninggal dunia setelah 19 hari dirawat di RS YARSI, Cempaka Putih, Jakarta Selatan karena positif terinfeksi Covid-19.
Tapi sehari setelah dinyatakan negatif, akhirnya Syekh Ali Jaber menghembuskan nafas terakhir hari Kamis pukul 08.30 WIB tanggal 14 Januari 2021.
Umat Islam di Indonesia berduka, karena kehilangan ulama yang saleh dan rendah hati, seorang pendakwah yang sejuk dan mendidik, yang pada usia sebelas tahun telah hafal 30 juz Al-Quran. Ia dikenal pemaaf dan selalu mengajarkan husnuzon.
Syekh Ali Jaber pernah ditikam di bagian lengan kanan oleh seorang anak muda saat berceramah di Masjid Falahuddin, Sukajawa, Bandar Lampung, 13 Sptember 2020. Tapi ia justru mencegah para jamaah yang akan menghakimi pelaku.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menilai, Syekh Ali Jaber berjasa besar dalam dunia dakwah di Tanah Air. “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kita sangat berduka atas wafatnya Syekh Ali Jaber. Jasa almarhum sangat besar dalam dakwah di Indonesia,” ujar Yaqut, melalui siaran pers, Kamis.
Polisi mengantisipasi ledakan para menuju rumah duka tempat Almarhum Syekh Ali Jaber disemayamkan di Jalan Pemuda Kompleks Taman Berdikari Sentosa, Pulogadung, Jakarta Timur. Kedatangan jenazah dikawal secara ketat tim kepolisian menuju rumah duka.
Para tamu yang berdatangan menuju rumah duka mndapat pengawasan ketat polisi. Anggota keluarga yang hendak masuk ke dalam rumah diberlakukan tes cepat antigen untuk mendeteksi dini potensi COVID-19. Mereka harus ntre di tenda Urusan Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri untuk menjalani tes cepat antigen.
“Kita tidak akomodir tamu ke rumah duka. Kalau ada keluarga yang datang, kita tes COVID-19,” kata Kapolrestro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan, seperti dikutip Tempo.com, Kamis.
Syekh Ali Jaber pernah mengatakan, punya cita-cita dimakamkan di Madinah “Kalau ada yang bisa anter ke Madinah alhamdulillah, ya. Tapi nggak bisa ya apalagi masa Covid,” ujarnya saat itu.
Tapi kalau tidak di Madinah, dan harus dimakamkan di Indonesia, maka Syekh Ai Jaber memilih untuk dimakamkan di Lombok.
Namun Syekh Muhammad Jabeer adik Syekh Ali Jabeer perlu menjelaskan soal itu. Katanya, itu hanya cita-cita bukan wasiat. Tidak pernah diwasiatkan kepada keluarga ucapan atau tertulis minta dimakamkan di Lombok.
“Ada satu hal yang penting sekali, karena saya lihat viral dan yakin pemakaman beliau di mana dan ada yang minta, kata mereka wasiat beliau di Lombok. Itu tidak wasiat, itu bukan wasiat, itu sebenarnya karena acara di Lombok, hanya cita-cita beliau,” kata Muhammad Jabeer di RS Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2021).
akan dimakamkan di Daarul Quran Tangerang yakni pondok pesantren milik Ustaz Yusuf Mansur. “Insyaallah di Darul Quran Tangerang Pesantren Ustaz Yusuf Mansur,” kata Syekh Muhammad Jabeer.
Rr