Trend menjadi salah satu kata kunci berkembangnya industri kreatif. Diperlukan kemampuan agar dapat mengikuti trend pasar hingga industri kreatif bisa tetap bertahan di segala situasi.
MATARAM.lombokjournal.com ~ Oleh sebab itu, para pelaku industri kreatif khususnya bidang kriya, diminta untuk mampu selalu memperbarui pengetahuan terkait trend pasar yang tengah berkembang.
Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, saat membuka acara Workshop Inkubasi Subsektor Kriya yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) di Mataram, Rabu (30/06/21).
“Memang agar bisa bangkit lagi kita butuh ilmu baru dan selalu update trend di dunia. Karena trend akan selalu berganti walau pandemi tengah berlangsung. Manusia selalu ingin yang baru untuk melakukan perjalanan dan pembelian,” jelasnya.
Selain potensi alam, NTB juga diperkaya dengan tiga suku besar, yaitu; Sasak, Samawa, dan Mbojo, yang memiliki tipikal adat istiadat, bahasa, makanan, hingga kerajinan kriya yang berbeda, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
“Tidak hanya ada tenun tapi juga tas ketak, mutiara, kerang, ada juga gerabah,” ujar Hj. Niken.
Namun, berbagai cobaan yang melanda, khususnya pada sektor kriya, di mulai dari tragedi Bom Bali, Gempa, hingga pandemi Covid-19, mengharuskan para pengrajin untuk lebih siap bersaing lagi.
“Segala cobaan ini harus menambah ilmu dan meningkatkan jejaring kita. Kita harus menjadi pengrajin yg lebih siap bersaing lagi,” tandasnya.
BACA JUGA: Pengrajin Kriya NTB Ikuti Workshop Inkubasi Subsektor Kriya
diskominfotikntb