TRADISI “MUJA TAON-BALIT” MASYARAKAT DESA LENEK

MUJA TAON-BALIT; doa agar panen berlimpah ruah dan terbebas dari pelbagai macam hama penyakit

LOMBOK UTARA — lombokjournal.com

Masyarakat Lenek Desa Bentek Kecamatan Gangga masih mempertahankan tradisi selamatan sebelum dan setelah menggarap sawah mereka. Tradisi ini disebut Muja Taon (sebelum menggarap) dan Muja Balit (setelah memanen).

Ritual adat tiap tahun ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur warga. Mereka meyakini karunia Tuhan di alam semesta ini melimpah ruah dan manusia patut mensyukurinya. Tanah yang subur dan alam yang indah nan sejuk membawa keberkahan yang sungguh luar biasa.

Mereka yakin Tuhan akan memberi berkah kepada hamba-Nya bila selalu ingat atas segala karunia dan rahmat yang diberikan. Perayaan Muja Taon dan Muja Balit ini adalah pengejawantahan mereka atas segala macam karunia yang diberikan Tuhan di muka bumi.

Ritual ‘sebelum turun ke areal sawah pertanian’ itu dirayakan sebagai doa agar panen berlimpah ruah dan terbebas dari pelbagai macam hama penyakit. Sedang ritus adat yang digelar setelah panen itu sebagai bentuk ‘rasa syukur atas keberhasilan panen’.

Dua ritus adat dirayakan di waktu berbeda, bentuk pelaksanaannya hampir sama. Misalnya pada malam hari acara biasanya diisi dengan persiapan dulang (sesajen) yang berisi berbagai macam makanan.

Malam hari suasana kampung semakin ramai dengan tabuhan gamelan. Pada malam itu pula gamelan yang penduduknya seratus persen umat Budha, dikeluarkan dan ditabuh. Tabuhan gamelan tersebut diiringi dengan berbagai jenis tarian. Dan tarian itu biasanya dilakukan spontan oleh kaum hawa willayah, muda-mudi, anak-anak dan para tua di wilayah setempat.

Acara doa bersama dilakukan di salah satu makam leluhur. Biasanya makam yang dianggap keramat dan mendatangkan berkah bagi warga. Di kompleks makam itu seluruh jenis makanan dari pelbagai bahan yang disiapkan sehari sebelumnya, disajikan lalu dikumpulkan dengan susunan rapi, mirip tangga berundak. Kemudian makanan itu didoa kemudian dibagi dan dimakan secara bersama-sama.

Untuk ritual Muja Balit, puncak acara ditandai dengan pelbagai bentuk ketupat yang telah dihias dengan apik. Kemudian acara ditutup dengan perang tupat. Ketupat yang telah dikumpulkan dijadikan senjata. Dan, menariknya lagi cuma anak-anak saja yang boleh ikut perang topat ini.

djn