Pernyataan Suaib Qury dinilai paling ngawur dari semua pernyataan tim pemenangan pasangan calon di Pilgub NTB
LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com – Sekretaris Tim Pemenangan Suhaili-Amin Kabupaten Lombok Tengah, Ahmad SH, menyindir juru bicara (Jubir) pasangan calon (paslon) Ahyar Abduh-Mori Hanafi telah menyampaikan ‘pernyataan paling ngawur’.
Pasalnya, jubir Ahyar-Mori, Suaib Qury, membuat pernyataan terkait ketidakhadiran paslon Suhaili-Amin. Menurut Suaib Qury, ketidakhadiran dalam Deklarasi Tolak Politik Uang yang digelar Bawaslu NTB, akan menimbulkan spekulasi bahwa paslon Suhasili-Amin “mundur sebelum bertarung”.
Statement Suaib Qury dinilai sebagai pernyataan kalap dan cenderung tendensius.
“Pernyataan tersebut adalah pernyataan paling ngawur dari tim pemenangan pasangan calon di pilgub NTB ini.” tegas Ahmad SH dalam siaran pers yang disampaikan ke media, Kamis (15/02).
Pernyataan Suaib Qury tersebut dimuat luas dimedia cetak dan online paska acara Deklarasi Tolak Politik Uang yang diadakan oleh Bawaslu NTB.
“Dalam hemat kami, semua calon mempunyai komitmen yang kuat soal menolak politik uang ini,” kata Ahmad.
Menurutnya Ahmad, dalam memajukan demokrasi dan mensukseskan pilkada yang bermartabat semua pihak harus memegang teguh komitmen itu.
Ahmad menambahkan, sebagai partai modern, NasDem sendiri mempelopori politik non transaksional. Sehingga dalam koalisi Golkar, NasDem dan PKB sangat mensyaratkan hal tersebut.
Dua hari paska penetapan nomor paslon, masa kampanye telah dimulai sampai H -3 hari pencoblosan. “Jadi, pernyataan jubir Ahyar-Mori itu sangat tidak produktif dan bisa menimbulkan sentimen negatif terhadap Tim Pemenangan calon lain,” katanya.
Terkait solidnya partai koalisi, Ahmad menegaskan, koalisi ramping Suhaili Amin adalah koalisi paling solid. Seluruh unsur pemenangan tiap zona berkoordinasi berjenjang dan terarah.
Lebih lanjut dikatakannya, pernyataan Suaib Qury bahwa PKB secara individuil banyak anggotanya menyebrang dan memilih Ahyar Mori tidak bisa ditelan mentah-mentah.
“Pernyataan itu berbahaya, karena itu provokatif dan takutnya bisa menyulut hal yang tidak perlu selama proses pilkada,” tegas Ahmad
Ahmad menyyindr, seharusnya jubir itu perbanyak baca buku bagaimana komunikasi yang baik.
“ jangan serampangan, paling pokok dia harus bongkar PKPU itu supaya dia punya bahan belajar yang lain. Ingat, 4 bulan masa kampanye ke depan, rakyat akan banyak menilai.” tutup Ahmad SH.
Me