Kisah, Umum  

Tim Ekspedisi Akan Ungkap Misteri Sejarah di Lombok

Tim Ekspedisi Sjarah: Ruslan Turmuzi, Rachmat Hidayat dan Bambang Mei F / fOTO mEI

Tim Ekspedisi Sejarah PDIP NTB dan Mi6 akan ungkap sejumlah rangkaian mitologi danr situs/artefak  yang belum terpecahkan

MATARAM.lombokjournal.com ~ Respon positif terhadap upaya Tim Ekspedisi Mi6 dan PDIP NTB mengungkap mitologi dan situs atau artefak yang belum terpecahkan Lombok, tampak dari antusisme di berbagai plafform media sosial.

Masih  banyak eksistensi dan sejarah masa lalu leluhur di Lombok yang belum terungkap, membuat masyarakat Sasak sanagt antusias menanggapi kehadiran Tim Ekspedisi Sejarah Mi6 dan PDIP NTB.

“Alam bawah sadar masyarakat Sasak di Lombok mulai ‘ngeh’ ketika Tim Ekspedisi Sejarah terbentuk.” kata kata Ketua Tim Ekspedisi Mistis, H Ruslan Turmuzi melalui Siaran Pers, Senin (30/05/22) .

tIMS Ekspedisi sejaarah PDI pERJUNGAN ntb

Menurutnya, sejumlah informasi juga diterima langsung Tim Ekspedisi dari warga untuk menginvestigasi sejumlah kisah sejarah dan bukti artefak di Lombok yang belum terpecahkan asal usulnya.

Ruslan mengatakan, Tim Ekspedisi Sejarah PDIP NTB dan Mi6 sesuai arahan dan perintah Ketua DPD PDIP NTB, H Rachmat Hidayat terus bergerak dan mengungkap rekam jejak sejarah kebudayaan para leluhur.

BACA JUGA: Geopark Rinjani, Wagub NTB Berharap Tetap Green Card

Pengungkapn misteri masa lalu ini agar diketahui oleh generasi penerus bangsa, agar tidak kehilangan jati dirinya.

“Misalnya di Lombok Utara, ada masjid kuno yang berdiri dan dikelilingi oleh perkampungan Hindu. Kisah ini perlu diungkap ke publik kenapa hal tersebut bisa terjadi. Apa pesan yang hendak disampaikan oleh leluhur dengan mendirikan masjid kuno di lingkungan ummat Hindu,” tuturnya.

Politisi PDIP ini mengatakan, dalam waktu dekat ini Tim Ekspedisi akan melakukan sejumlah investigasi dan menelisik bukti-bukti artefak  maupun kisah mitologi masa lalu.

Agar dibuktikan kronologi fakta sejarah secara detail melalui berbagai kajian multi disiplin keilmuan, khususnya arkeologi dan metafisika.

“Beberapa waktu lalu Tim Ekpedisi didatangi warga dari Kedatuhan Benue, dusun Dasan Lekong, Desa Selebung, Kecamatan Batu Kliang  yang menginginkan Tim Ekspedisi untuk menelisik lebih jauh sejumlah peninggalan benda kuno yang diduga kuat peninggalan Kedatuhan Benue,” tutur Ruslan.

Ruslan juga mengungkapkan,  fenomena yang belum terpecahkan terkait bukti artefak dan nama-nama desa yang melingkari kota Praya, Kabupaten Lombok Tengah dari empat penjuru mata angin yang selalu di awali dengan kata ‘BATU’.

“Sebelah Selatan Kota Praya ada Desa Batujai, Sebelah Barat ada Desa Batu-Tulis, Sebelah Utara Batu Tambun dan Batu Menek, Sebelah Timur ada Desa Batunyale dan tengah kota Praya ada  Batuson,” katanya.

Tim Ekspedisi akan menggali dan menelisik benang merahnya, agar fenomena ini bisa terklarifikasi secara obyektif.

 Misteri Misi Anak Raja Seran di Kampung Rumbuk

Sementara itu Direktur Mi6 , Bambang Mei Finarwanto mengungkapkan, ia tidak menyangka jika respon publik terhadap Tim Ekspedisi Sejarah sedemikian besar.

BACA JUGA: Taruna Latsitarda Mulai Latihan di Gili Trawangan

Hal ini makin memotivasi Tim Ekspedisi untuk semakin giat mengungkap kisah sejarah masa lalu, agar tidak menjadi mitos dan cerita rakyat semata.

“Minggu kedua II Juni mendatang, Tim Ekspedisi Mi6 dan PDIP NTB akan turun ke Lapangan menelisik dan menginvestigasi sejumlah peninggalan bangunan kuno, termasuk rumah ibadah di lombok agar bisa diuraikan benang merah kronologi dan faktanya sejarahnya,” ujar Didu spaan akrab Bambang.

Didu menginformasi, Tim Ekspedisi akan mengungkap Kisah Putera Mahkota Raja Seran II yang tinggal di Desa Rumbuk.

Seran dikaitkan dengan bukti peninggalan  Masjid Kuno yang pertama di Desa Rumbuk, yakni Masjid At-Taqwa.

“Pertanyaan kemudian selain syiar agama Islam kala itu, Kenapa Raja Seran yang istananya diduga  di Air Suning, Kabupaten Sumbawa Barat  justru mengutus putera mahkotanya tinggal di Rumbuk. Ada apa dan ada siapa di Rumbuk? Ini yang mau kita telisik benang merah sejarahnya,” kata didu.

Didu menambahkan, konon  Ekspedisi Putera Raja Seran ke Rumbuk ini diiringi  sejumlah hulu balang dan masyayikh.

Maka tak heran kemudian bahasa masyarakat di seputaran Rumbuk Seran yakni Kembang Kerang, Rempung, Pringgasela, Jantuk berdialeg Seran.

“Diduga pengikut Putera Mahkota Seran menyebarkan syiar agama islam dan tinggal di desa-desa tersebut  yang memiliki dialek Seran leluhurnya,” ungkap Didu .

Berdasarkan informasi yang diterimanya, di Dusun Bangkang, Desa Kuta Lombok Tengah, diduga ada benda kuno prasejarah  yang menyerupai pengolahan emas maupun mineral lain.

“Jika artefak pengolah logam emas itu benar, patut diduga nenek moyang leluhur suku Sasak sudah mengetahui peta kandungan mineral  logam berharga di kawasan tersebut,” kata Didu. (*)