TGB Disambut Antusias Di Salatiga

Bersama Novelis ternama, Habiburrahman El-Shirazy atau yang lebih akrab disapa Kang Abik itu, TGB disambut antusias jajaran akademika kampus di Salatiga, Rabu (28/03) (Foto:: Dok Humas NTB).
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Al-Qur’an telah cukup bagi zaman kini dan zaman akan datang, Al-Qur’an juga telah berkecukupan dimana pun kita berada

lombokjournal.com —

SALATIGA ;

Gubernur NTB, Dr. TGH.M. Zainul Majdi memenuhi undangan dari sejumlah elemen masyarakat dan pemerintah daerah serta beberapa institusi perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, di Provinsi Jawa Tengah, Rabu  (28/03).

Mengawali kegiatan tersebut, Gubernur NTB yang lebih dikenal Tuan Guru Bajang (TGB) memenuhi undangan IAIN Salatiga sebagai narasumber pada seminar nasional di hadapan ratusan mahasiswa kampus setempat.

Bersama Novelis ternama, Habiburrahman El-Shirazy atau yang lebih akrab disapa Kang Abik itu, TGB disambut antusias jajaran akademika kampus itu.

Bahkan, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Rahmat Hariyadi menyampaikan, kehadiran dua alumnus Universitas Al Azhar Mesir ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi keluarga besar IAIN Salatiga.

“Ini (TGB) bukan gubernur sembarang gubernur, ini gubernur penghafal Alquran,” ujar Rahmat saat sambutan yang disambut tepuk tangan para mahasiswa.

Rahmat berharap, TGB bisa memberikan motivasi dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa IAIN Salatiga

Kemudian, TGB didaulat untuk mengupas tema “Arah Baru Penafsiran Al-Qur’an di Indonesia” pada seminar tersebut.

TGB menjelaskan, Al-Qur’an telah cukup bagi zaman kini dan zaman yang akan datang. Di samping itu Al-Qur’an juga telah berkecukupan dimana pun kita berada, baik di indonesia maupun di belahan lain di bumi Allah ini.

“Tantangannya adalah bagaimana menemukan kecukupan yang dimaksud dalam Al-Quran itu dapat dibumikan dalam kehidupan kita,” jelas TGB.

Sebab lanjutnya, banyak atribut yang disematkan pada Al-Quran, dan atribut yang paling tinggi adalah Al-Quran sebagai “hudallinnas” (petunjuk bagi manusia) dalam kehidupan.

Pada bagian lain TGB juga berpesan kepada mahasiswa IAIN Salatiga utk terus menggali ilmu Al-Quran. TGB mengatakan bahwa kekuatan suatu bangsa bukan hanya pada pengusaan tentara dan kekuatan militer.

Tetapi juga dari generasi yang dibekali dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang berkecukupan terhadap semua bidang dapat dijadikan media sebagai dakwah Islam dimanapun muslim berada.

Terkait pertanyaan beberapa peserta seminar seperti tafsir mana yang paling cocok di Indonesia, dengan piawai TGB menjelaskan, memberi atau menafsirkan Al-Quran dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa ibu (budaya) setempat, namun jangan sampai budaya dijadikan pedoman dalam menafsirkan, itu sangat berbeda dan berbahaya.

AYA/HMS