Talas Beneng, Dari Tanaman Liar Kini Tembus Pasar Internasional

ilustrasi ~ Talas Beneng punya prospek ekspor menjanjikan / Foto: IST

Ukurannya lebih besar dari Talas umumnya dan berwarna kuning, Talas Beneng dapat diolah menjadi berbagai produk olahan

MATARAM.lombokjournal.com ~ Istilah Beneng merupakan singkatan besar dan koneng (kuning). Hal tersebut terlihat dari ukurannya yang di atas rata-rata talas pada umumnya. 

Jadi nama Talas Beneng karena ukurannya lebih besar dari umumnya Talas dan berwarna kuning.

Talas Beneng untuk berbagai olahan

Talas Beneng merupakan salah satu kekayaan sumberdaya nabati lokal yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam penguatan ketahanan pangan melalui strategi diversifikasi pangan. 

Semula Talas Beneng ini merupakan tanaman yang dianggap liar dan hanya dijadikan pakan ternak.

BACA JUGA: Maestro Rudat, Zakaria, Bahagia dengan Seni Rudat

Menurut Yoyoh Rachmatunnisa Penyuluh Pertanian Kabupaten Pandeglang dalam acara Webinar Propaktani Episode 79B kerjasama Ditjen Tanaman Pangan dengan KOPITU (Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Berastu) melalui youtube.com/Propaktani pada tanggal 31 Agustus 2021 mengatakan, talas Beneng asalnya tanaman liar dan tidak bisa dijual.

“Namun setelah melalui budidaya yang benar dan tepat kini bisa dinikmati seperti jenis talas lainnya seperti talas bogor,“ ungkap Yoyoh.

Lebih lanjut Yoyoh menjelaskan tanaman ini dapat diolah menjadi berbagai produk olahan seperti tepung beneng, beras beneng, macaroni, mie, brownies, cookies dan aneka olahan lain.

Terkait suplai, Sekretaris Jenderal KOPITU Asikin Chalifah mengatakan, rantai pasok olahan Talas Beneng melalui beberapa tahapan dan melibatkan berbagai pihak yang memiliki prinsip kualitas, kuantitas dan kontinuitas.  

BACA JUGA: Bupati Djohan: Talas Beneng Punya Prospek Ekonomi Luar Biasa

Tiga hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menentukan produk olahan talas dapat bertahan di pasar domestik seperti Bogor, Sukabumi, Bekasi dan luar negeri seperti India, Australia, Turki dan Selandia Baru, hal tersebut akan berdampak juga pada peningkatan taraf hidup petani.

Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan Talas Beneng memiliki kandungan serat tinggi serta mengandung zat gizi lain seperti karbohidrat kompleks, provitamin A, karotenoid, dan prebiotik. 

“Selain itu, talas beneng dapat dimanfaatkan untuk penderita diabetes dan hipertensi, dapat mencegah penyakit jantung, memperbaiki penglihatan,” kata Suwandi.

Adapun pohon industri talas memiliki 16 produk turunan seperti daun talas dapat digunakan dalam produk rokok herbal dan teh herbal. Batang talas dapat digunakan untuk pakan ternak serta anyaman. 

Sedang umbi talas digunakan untuk olahan segar seperti pasta, talas beku, keripik dan olahan kering seperti tepung yang dapat digunakan untuk membuat mie, kue dan makanan bayi. 

Kementerian Pertanian memberikan bantuan Pengembangan Talas seluas 500 Ha pada Tahun 2021 yang terpusat di Provinsi Banten dan Jawa Barat.

Pengembangan Talas Beneng sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang tercantum dalam Cara Bertindak ke – 2 dari 5 Cara Bertindak Pembangunan Pertanian 2020 – 2024 yaitu diversifikasi konsumsi dan produksi pangan lokal..***

 

Penulis: SY/HMSKEditor: Misami