Pj Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si mengatakan, capaian ini menjadi penyemangat Pemprov NTB dalam menurunkan angka stunting ke depannya JAKARTA.LombokJournal.com ~ Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merayakan kesuksesan signifikan dengan penurunan angka stunting sebesar 8,1 persen. Hasil survei Kementerian Kesehatan RI memperlihatkan angka stunting NTB kini berada pada 24,6 persen.
Capaian gemilang ini mendapat apresiasi dari Pj Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, yang menyatakan bahwa prestasi ini akan menjadi motivasi kuat bagi Pemerintah Provinsi NTB untuk terus mengurangi angka stunting di masa depan.
BACA JUGA : Pangan Murah untuk Dekatkan Layanan dan Kontrol Inflasi
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilakukan pada tahun 2023 oleh Kementerian Kesehatan RI bersama Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) menjadi landasan utama dari capaian membanggakan ini. Dalam survei tersebut, terlihat penurunan signifikan angka sebesar 8,1 persen jika dibandingkan dengan data survei sebelumnya pada tahun 2022.
Menempati posisi ke-16 dari 38 provinsi di Indonesia, NTB berhasil menunjukkan progres penurunan stunting yang tertinggi.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan hasil survei ini secara langsung dalam rapat evaluasi di Istana Wapres. Menyikapi pencapaian ini, Pj Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, menegaskan bahwa hasil ini akan menjadi dorongan besar bagi Pemerintah Provinsi NTB untuk mengintensifkan upaya penurunan angka stunting di masa mendatang.
Dalam menjalankan upaya ini, Kepala Dinas Kesehatan NTB, Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS., menjelaskan bahwa berbagai langkah intervensi sensitif dan spesifik telah dilakukan. Salah satu upaya krusial adalah dukungan penuh terhadap program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang mengantarkan NTB menjadi provinsi pertama di Indonesia yang berhasil mencapai 5 Pilar STBM.
Selain itu, berbagai program seperti pemantauan pertumbuhan anak, pemberian asupan gizi untuk ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), pencapaian Imunisasi Dasar Lengkap, hingga keberadaan Posyandu Keluarga yang aktif, menjadi bukti komitmen serius dalam penanganannya.
BACA JUGA : Ibu-ibu Diajak Bijak Manfaatkan Rupiah
Meskipun demikian, tantangan masih ada di hadapan. Untuk itu, pemerintah terus mengupayakan berbagai strategi pencegahan dan penanganan stunting melalui intervensi spesifik dan sensitif.
Kolaborasi lintas sektor serta sinergi dari tingkat nasional hingga desa/kelurahan menjadi kunci dalam mewujudkan cita-cita Indonesia bebas stunting.
Dengan target prevalensi stunting Indonesia tahun 2024 mencapai 14 persen, pemerintah menargetkan berbagai strategi yang meliputi pemetaan intervensi, pendampingan keluarga prioritas, penguatan data rutin, hingga pelatihan Kader Posyandu di seluruh Indonesia.
BACA JUGA : Zul-Rohmi Tak Pecah Kongsi, Kembali Bersiap Pimpin NTB
Stunting bukanlah hanya masalah kesehatan, tetapi juga merupakan tugas bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan sinergi yang kuat, harapan untuk mencapai Indonesia bebas stunting semakin nyata. Novita/her