Umum  

Sinergi Penguatan Psikososial Anak di Daerah Rawan Bencana

Sinergi
Pelatihan Pemberian Dukungan Psikososial bagi Lembaga Layanan Berbasis Masyarakat di Kawasan Kebencanaan, di Hotel Golden Palace Mataram, Kamis (19/8).
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB), membangun sinergi penguatan psikososial anak di daerah rawan bencana.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Sinergi yang dibangun adalah berupa Pelatihan Pemberian Dukungan Psikososial bagi Lembaga Layanan Berbasis Masyarakat di Kawasan Kebencanaan, yang digelar di Hotel Golden Palace Mataram, Kamis (19/8). Kegiatan ini dilaksanakan di NTB sebab merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi.

SinergiMenurut Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus Kementerian PPPA, Dra. Elvi Handraeni, bahwa setidaknya terdapat 5 sampai 9 potensi bencana yang ada di NTB. Untuk bisa mempersiapkan keadaan darurat terutama terkait perlindungan terhadap anak maka diperlukan upaya pencegahan, yang salah satunya dengan meningkatkan kewaspadaan.

“Hari ini bapak ibu sekalian kita semua mendapatkan bimbingan teknis, bagaimana nanti kita jika ada bencana, bapak ibu sekalian dapat melakukan perlindungan terhadap kelompok rentan. Dimana salah satu kelompok rentan selain perempuan di dalam bencana adalah anak,” ujar Elvi, dalam paparannya.

Elvi melanjutkan bahwa di dalam suatu bencana, anak mempunyai banyak sekali kebutuhan yang harus diperhatikan, di antaranya adalah masalah keselamatan, pendidikan dan psikologisnya. Selain itu, salah satu dampak bencana lainnya terhadap anak adalah masalah perkawinan anak dan trafficking.

“Mereka mudah sekali trauma, dan kita lah yang akan mengurangi trauma mereka,” tegas Elvi.

BACA JUGAWorld Superbike 2021 dan MotoGP 2022, Pemerintah Berbenah

Sementara itu, Kepala Dinas DP3AP2KB Provinsi NTB, Hj. Husnanidiaty Nurdin, yang menjadi fasilitator kegiatan ini, mengungkapkan bahwa Provinsi NTB selain sebagai daerah dengan tingkat kerawanan yang cukup tinggi, saat ini juga dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap anak.

Oleh karenanya, untuk mencegah penularan dan dampak kesehatan dari Covid-19 terhadap anak, pemerintah terus berupaya mempercepat serapan vaksin terhadap anak, terutama yang berusia antara 12 sampai 18 tahun.

Ia melanjutkan, terdapat sekitar 533.491 anak yang harus divaksin di NTB. Namun hingga saat ini baru 19.698 yang telah divaksin dosis I, dan 8.650 yang telah divaksin dosis II. Pemerintah Provinsi NTB akan terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi termasuk akan melakukan kegiatan vaksin massal, sehingga seluruh pihak dapat ikut membantu memberikan pemahaman yang menyeluruh terhadap pentingnya vaksinasi Covid-19 kepada anak.

“Sekitar awal bulan september, bekerjasama dengan dikbud dan pramuka kita akan mencoba melakukan kegiatan vaksin masal kepada para siswa,” ujarnya.

Husnanidiaty juga berharap agar pelatihan ini dapat diikuti dengan baik oleh seluruh peserta dari relawan lembaga layanan berbasis masyarakat dan beberapa perangkat daerah terkait serta diikuti juga oleh peserta dari Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Utara dan Maluku Utara.