Tahun 2017, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, rata-rata 810 wanita meninggal dunia setiap harinya akibat komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan maupun persalinan
MATARAM.lombokjournal.com –
Di Indonesia, angka kematian ibu secara umum mengalami penurunan, selama periode 1991-2015.
Semula 390 AKI (angka kematian ibu) menjadi 305 per 1.000.000 kelahiran hidup. Namun, angka tersebut masih belum mencapai target MDGs Indonesia, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Masih tingginya angka kematian ibu akibat melahirkan menjadi keprihatinan Pita Putih Indonesia yang didirikan pada tahun 1999 dan bergerak dalam Layanan kesehatan ibu dan anak.
Pita Putih Indonesia (PPI) merupakan organisasi kemasyarakatan anggota The White Ribbon Alliance for Safe Motherhood (global alliance dengan 152 negara sebagai anggota), yang berdiri tahun 1999, direvitalisasi tahun 2002, saat ini sudah ada di 28 provinsi namun hanya 14 provinsi yang aktif.
Tagline nya “Healthy Mothers Healthy World” (Ibu-ibu Sehat, Dunia Sehat)
PPI mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk peduli dan memahami tentang kondIsi masa ibu hamil, melahirkan, nifas dan bayi baru lahir. Kehamilan dan persalinan harus aman dan sehat seutuhnya.
Misinya, semua kehamilan diinginkan, semua kelahiran selamat , semua bayi dan Anak sehat.
Di masa pandemi Covid-19, ada persoalan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Ada kekhawatiran, dari petugas kesehatan seperti bidan dan juga para Ibu, apakah dapat menjalankan layanan ini secara aman di tengah pandemi.
Mestinya, layanan ibu dan anak tidak bisa berhenti, atau setidak mengendor, menunggu Covid ini selesai. Semua harus dilakukan secara pararel,” ujarnya.
Dilantiknya Hj Niken Saptarini Widyawati menjadi Ketua Pita Putih Indonesia (PPI) Provinsi NTB, bisa memaksimalkan layaan Kesehatan ibu dan bayinya. Agar terwujud harapan, “Semua Kelahiran Selamat, Semua Bayi dan Anak sehat”
Rr
BACA JUGA:
Jadi Ketua PPI NTB, Bunda Niken Tambah Kesibukan Urus Kesehatan Ibu, Anak dan Bayi