MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah daerah (Pemda) harus responsip dan memberikan perhatian khusus dalam mencegah penularan covid-19 terhadap anak.
“Anak-anak saat ini dalam posisi bahaya, mereka sangat rentan tertular virus Covid-19, dan hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlanjut.” kata ketua satgas NU Peduli Covid-19 PWNU NTB, L. Aksar Anshori, Kamis (07/05/20).
Menurutnya, dari kasus positif Covid-10 yang sudah menembus angka 300 kasus per 6 Mei, sedikitnya 22 anak ikut terpapar.
Anak-anak memiliki potensi tertular dikarenakan keterbatasan yang mereka miliki seperti : mereka belum memahami aturan dan tatacara menghindar dan melindungi diri bahaya, tidak memiliki pengetahuan mengenai penyakit dan penularannya serta imunitas tubuh yang belum stabil.
Aksar menegaskan, pihaknya belum melihat ada upaya khusus yang dilakukan Pemda Provinsi maupun kabupaten dalam mencegah penularan Covid-19 pada anak.
Faktanya 22 anak yang postif covid-19, tertular dari orang-orang terdekat mereka yang memiliki riwayat positif terjangkit Covid-19.
“Ini salah satu bukti bahwa protokoler pencegahan dan penanganan penularan covid-19 tidak dilaksanakan dengan ketat dan profesional oleh pemerintah daerah,” kata Aksar.
Dijelaskan, anak-anak yang terpapar di berbagai tempat itu mulai usia 1 tahun hingga 14 tahun.
“Tidak boleh lagi ada anak-anak yang terpapar virus Covid-19.” kata Aksar tanpa menjelaskan langkah apa yang harus ditempuh untuk mencegahnya.
Ia menegaskan, minta Pemda mengambil langkah cepat dan tepat untuk mencegah dan memutus rantai penularan virus Covid-19 yang berpotensi menjangkiti anak..
“Gugus Tugas NU Peduli Covid-19 PWNU NTB mendesak pemda memiliki perhatian khusus dan serius atas kasus ini,” katanya.
Pemerintah daerah harus segera terapkan protokoler pengasuhan bagi anak tanpa gejala, anak dalam pemantauan, pasien anak dalam pengawasan, kasus konfirmasi, dan anak dengan orangtua/pengasuh/wali berstatus orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, kasus konfirmasi, dan orangtua yang meninggal karena covid-19.
Me