Pulau Moyo dan Gunung Tambora (SAMOTA)Ditetapkan UNESCO Sebagai Cagar Biosfer Dunia

wagub Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Sebagai biosfer dunia, jelas Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) NTB ini, akan membuka pintu kerja sama antar pengelola biosfer seluruh dunia untuk melakukan penelitian ilmiah, pemantauan global dan pelatihan pakar dari seluruh dunia

Lombokjournl.com —

PARIS  ;  Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora (Samota) akhirnya resmi ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh UNESCO melaui Deklarasi penetapan SAMOTA sebagai cagar biosfer dunia.

Penetapan itu  dilakukan dalam acara The 31st session of the Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council yang berlangsung di Paris Prancis.

“Alhamdulillah hari ini, UNESCO telah resmi menetapkan SAMOTA sebagai cagar biosfer dunia,” jelas Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Rabu, 19 Juni 2019 di UNESCO headquarter, Paris, Prancis yang menjadi lokasi berlangsungnya sidang.

Sebelum  SAMOTA, lanjut Wagub Rohmi, kita juga telah memiliki cagar biosfer dunia yaitu Taman Nasional Rinjani yang ditetapkan pada 2018 yang lalu.

“Dengan ditetapkannya SAMOTA sebagai cagar biosfer dunia, maka kita di NTB telah memiliki dua cagar biosfer dunia. Dengan demikian, kita harus betul-betul kita perhatikan dan lestarikan bersama demi kelangsungan hidup seluruh ekosistem yang ada di dunia,” sambungnya.

Sebagai biosfer dunia, jelas Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) NTB ini, akan membuka pintu kerja sama antar pengelola biosfer seluruh dunia untuk melakukan penelitian ilmiah, pemantauan global dan pelatihan pakar dari seluruh dunia.

“Para pengelola biosfer Rinjani dan SAMOTA nantinya bisa berbagi pengetahuan dan kerjasama penelitian dengan para peneliti dan pengelola biosfer dari seluruh dunia,” tuturnya.

Dengan penetapan Taman Nasional Rinjani dan SAMOTA menjadi biosfer dunia, lanjut Wagub perempuan pertama di NTB ini, kita berharap akan mampu mempercepat NTB dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

”NTB selama 5 tahun terakhir  selalu mendapatkan MDGs Award atas keberhasilannya dalam melaksanakan berbagai indikator capaian MDGs. Maka, setelah MDGs berakhir dan diganti dengan SDGs, kita juga harus dapat mencapai SDGs dengan baik,” harapnya.

Selain memberi manfaat terhadap keberlangsungan sumber daya hayati, lanjut Wagub, penetapan Rinjani dan SAMOTA sebagai biosfer dunia kita harapkan akan memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTB.

“Di akhir Agustus sampai awal September tahun ini, akan diselenggarakan Asia Pasific Geopark Network di Geopark Rinjani dan tahun 2020, Rinjani dan Samota akan menjadi tuan rumah 13rd South East Biosphere Reserve Network. Akan banyak  tamu dari seluruh dunia yang akan datang dalam acara ini. Semoga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata NTB untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Acara The 31st Session of The Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council ini, berlangsung dari 17-21 Juni 2019. Dalam acara ini, Wagub Rohmi menjadi salah satu pimpinan delegasi Indonesia.

AYA/Hms NTB