Poltekpar Termegah di Indonesia, Dimulai Dengan Istigosah

Doa dalam istigosah dipimpin TGH. Makrif Makmun dihadiri Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH., M.Si, Deputi Kementrian Pariwisata RI Bidang Pengembangan dan Kelembagaan Sumber Daya Manusia, Prof. Ahman Syah, Bupati Lombok Tengah, H. Suhaili FT., Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Lombok Tengah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa se-Kabupaten Lombok Tengah, menyambut pembangunan kampus Politekpar Negeri di Puyunh, Lombok Tengah, Kamis (10/08). (Foto: AYA/Lombok Journal)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Masyarakat Lombok Tengah suka cita dengan dimulainya pembangunan Politekpar Negeri Lombok di Lombok Tengah

LOTENG.lombokjournal.com —  Untuk pertama kalinya, pembangunan kampus Politeknik Pariwisata (Politekpar) dimulai dengan acara istigosah.

Ribuan masyarakat Desa Puyung bersama Mahasiswa Politeknik Pariwisata Negeri Lombok dan ASN Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mengikuti istigosah di areal pembangunan kampusnya, di Desa Puyung Lombok Tengah, Kamis (10/8).

Selain ungkapan syukur, istigosah diselenggarakan memohon keselamatan dan kelancaran pelaksanaan pembangunan Kampus Politeknik Pariwisata tersebut, sekaligus wujud dukungan dan suka cita masyarakat menyambut pembangunan sekolah pariwisata bertaraf internasional.

Saat doa yang dipimpin TGH. Makrif Makmun tersebut, hadir Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH., M.Si, Deputi Kementrian Pariwisata RI Bidang Pengembangan dan Kelembagaan Sumber Daya Manusia, Prof. Ahman Syah, Bupati Lombok Tengah, H. Suhaili FT., Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Lombok Tengah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa se-Kabupaten Lombok Tengah.

Wagub H. Muh. Amin menegaskan, pembangunan Poltekpar Negeri Lombok merupakan ikhtiar Pemerintah Provinsi NTB dalam peningkatan sumber daya manusia di bidang pariwisata. Poltekpar di NTB untuk menghasilkan pelaku-pelaku pariwisata yang handal.

“Ini merupakan investasi besar kita,” ujar wagub.

Pembangunan sumber daya manusia akan berdampak besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat ke depan. Investasi SDM dikatakan jauh lebih penting, sedang investasi infrastruktur sifatnya terbatas. “Dalam jangka tertentu bisa pudar atau rusak,” ujar Wagub.

Masyarakat dihimbau bersama-sama menjaga kelangsungan pembangunan Poltekpar, agar berjalan lancar sesuai target tahun 2017 sudah dapat digunakan.

Sebelumnya Bupati Lombok Tengah H. Suhaili FT, SH mengungkapkan, Poltekpar bertarap internasional ini diharapkan membukan wawasan dan pemahaman masyarakat Kabupaten Lombok Tengah akan terbuka wawasan atas kemajuan pariwsata.

“Poltekpar Negeri Lombok ini merupakan terbesar ke enam di Indonesia. Ini membuktikan perhatian pemerintah begitu besar kepada NTB, khususnya Lombok Tengah. Termasuk dengan ditetapkannya sebagai prioritas dari 10 KEK di Indonesia,” ungkapnya penuh kebanggaan.

“Ini sebagai sebuah harapan baru dalam ikhtiar mewujudkan masyarakat yang Beriman, Berdayasaing dan Bermutu di Bumi Tatas Tuhu Trasna”, katanya.

Pembangunan Kampus Poltekpar Negeri Lombok dengan luas lahan 20 hektar tersebut, akan menghabiskan anggaran Rp 1,5 Triliun. Pada akhir tahun 2017 sudah bisa digunakan karena ditargetkan 28 ruang kuliah sudah bisa dibangun. Tahun berikutnya pembangunan Laboratorium Poltekpar dengan anggaran Rp 180 Milyar.

Penjelasan itu disampaikan Deputi Kementrian Pariwisata Bidang Pengembangan dan Kelembagaan Sumber Daya Manusia, Prof. Ahman Syah, saat menyampaikan sambutannya.

“NTB sebagai daerah pilihan dalam pengembangan pariwisata, setelah Wakatobi dan Danau Toba. Karena saat ini NTB fokus dengan pengembangan wisata halal,” tambah Ahman.

Saat ini pembangunan sektor pariwisata menjadi prioritas utama di Indonesia. Selain ditargetkan sebagai sumber devisa terbesar, diharapkan sektor pariwisata tidak merusak lingkungan dan memiliki dampak paling cepat dalam mensejahterakan masyarakat.

“Kampus Poltekpar di NTB ini akan menjadi termegah di Indonesia,” ujarnya.

Ahman mengakui, untuk vpertama di Indonesia pembangunan Poltekpar diawali dengan Istigosah.

AYA