Umum  

Pilpres Amerika, SEMUA KANDIDAT PLIN PLAN

image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint
Tiga Kandidat Pilpres AS
Tiga Kandidat Dalam Pilpres AS

lombokjournal.com

Pasti Anda sering mendengar bagaimana para politisi pandai bersilat lidah. Itu juga terjadi di Amerika Serikat, menjelang Pilpres di negeri adi daya itu. Anda pasti menggelengkan kepala. Memang, politisi hanya mencari keuntungan politik.

Berikut beberapa contoh dari yang dikatakan para politisi Amerika Serikat (AS) di tengah iklim politik AS menjelang pemilihan presiden negara adi daya itu. Ini langsung dikutip dari pernyataan mereka baru-baru ini.

Donald Trump

Dalam sebuah wawancara dengan Anderson Cooper, wartawan CNN, Trump tak membedakan antara terorisme Islam dan agama. Ia mengatakan: “Saya pikir Islam membenci kita. ”

donald trump
Donald Trump

Selanjutnya, Trump yang dikenal sebagai pengusaha property itu juga berstatemen, “Sangat sulit memastikannya, sangat sulit memisahkan. Karena Anda tidak tahu siapa adalah siapa. ” Trump bersikukuh akan membuat kebijakan akan menjaga umat Islam tak memasuki AS. “Kami harus sangat waspada,” tegasnya.

Tapi ketika Cooper meminta Trump lebih menjelaskan, apakah Islam memang mengajarkan kebencian (terorisme)? Trump gelagapan, ia meninggalkan wartawan. Tak lama setelah membuat pernyataan ini, Trump mencoba memperjelas posisinya, bahwa yang dikatakannya merupakan teknik (kampanye) yang relevan.

Sehari sebelum wawancara, Trump menyatakan bahwa AS harus memperluas hukum untuk mencegah terorisme (dari Islam). Tak lama setelah itu, Trump menjilat ludahnya sendiri. Ia mengatakan, tidak pernah meminta militer untuk melanggar hukum internasional.
Hillary Clinton
Soal komunitas Muslim, Hillary memang bicara lebih bersahabat, “Islam bukanlah musuh. Muslim adalah orang-orang yang damai dan toleran, sama sekali tidak mengajarkan terorisme,” katanya.

hillary
Hillary Clinton

Tapi soal perolehan dana kampanye, Hillary pandai bersilat lidah.

Dan Hillary sangat bersemangat bicara bahwa ia mengucapkan pidato-pidatonya sama sekali bukan untuk memperoleh dukungan biaya kampanye. Dalam pidato-pidatonya ia sering menolak mengakui telah memuji korporasi atau industriawan agar memperoleh dukungan finansial. Dengan tangkas ia justru bertanya, apa kepentingan Wall Street mensponsorinya untuk menjadi presiden.

Hillay malah balik menuduh Bernie Sanders (Calon dari Partai Demokrat pesaingnya) yang disebutnya telah menjual transkrip pidato dengan bayaran $ 225.000. Serangan balik Hillary ini untuk menangkis tudingan Sanders, bahwa ia “bermain mata” dengan Wall Street. Menurut Sanders, tim kampanye Hillary telah menerima sumbangan kampanye $ 15 juta dari Sekretaris Wall Street. Imbalannya, pidato-pidato Hillary harus “memihak” kepentingan Wall Street.

Bagaimana sikap Hillary tentang isu ISIS?
Hillary Clinton mengatakan, sebaiknya AS menghindar atau setidaknya tidak terlibat lebih jauh dalam memerangi ISIS. Sebab ia beranggapan bahwa isu ISIS merupakan pertengkaran antar umat Islam. “Kami mendukung mereka yang memerangi ISIS,” katanya. Tapi kemudian ditegaskannya, Amerika tidak harus memikul tanggung jawab besar soal itu.

Bernie Sanders

Democratic presidential candidate, Sen. Bernie Sanders, I-Vt., speaks during a campaign stop, Monday, Jan. 4, 2016, in Manchester, N.H. (AP Photo/Mary Schwalm)
Bernie Sanders

Bernie Sanders juga tidak kalah plin plan. Ia sering berstatemen dalam posisi yang tidak jelas, Sanders cenderung sering menelan ludah sendiri daripada membantah, dan mengatakan ‘ya’ yang seharusnya berarti ‘tidak,’.

Dalam beberapa kasus, Sanders memberi jawaban yang sama untuk dua hal yang berbeda. “Saya tidak setuju dengan Hillary Clinton hampir segala hal.” kata Sanders di Boston Globe baru-baru ini. Satu atau dua minggu kemudian, ia menjawab: “Jawabannya adalah, ‘ya dan tidak,'” tentang setuju dengan Hillary Clinton pada sejumlah isu.

Kemudian apa masalah yang timbul? Karena sikapnya yang plin plan itu – seperti terungkap dalam nyanyiannya di Twitter — mengakibatkan ia di-bully dan sasaran ledakan sarkasme dari publik Amerika

Roman Emsyair
(AnonWatcher and AnonHQ.com).