“Saya berterima kasih pada BPJS Kesehatan yang menolong kami, keluarga kami tidak membayar apa pun meski kelahiran anak pertama kami melalui operasi caesar”
MATARAM.lombokjounal.com — Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) akan memperoleh manfaat besar.
Karen itu saat ini makin tumbuh kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi peserta program JKN-KIS. Masyarakat makin menyadari program ini memberi manfaat besar saat kita membutuhkan layanan kesehatan.
Dengan semangat gotong royong, program JKN-KIS memberikan bantuan bagi peserta saat membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Manfaat itu dirasakan ibu muda, Ari Yuniarti (26), warga Karang Jangkok di Mataram, saat menghadapi masa-masa kritis menjelang melahirkan anak pertamanya, Khabib Yusuf.
Pengalaman pertama melahirkan, Ari harus menjalani operasi caesar.
Saat dokter mengatakan Ari harus melahirkan melalui operasi caesar, maka yang terlintas dalam pikirannya adalah biaya besar yang harus dibayar.
Hal itu juga diungkapkan suaminya, Muhammad Aditya Taufik, yang terus terang mengaku tidak siap untuk menyediakan biaya jika operasi caesar, yang diperkirakan jumlahnya cukup besar.
Beruntung Ari Yuniarti dan suaminya adalah peserta JKN-KIS dari segmen peserta mandiri, yang selama ini tidak pernah menunggak membayar iuran bulanan.
“Alhamdulilah, kami sekeluarga sudah menjadi peserta JKN-KIS dan kami pun rutin membayarkan iuran JKN-KIS setiap bulan melalui supermarket yang terdekat dari rumah kami. Kekhawatiran harus menanggung biaya besar itu tidak mengganggu kami,” tutur Ari.
Ari Yuniarti melahirkan Khabib Yusuf Al Aziz di salah satu rumah sakit di Kota Mataram.
“Saya berterima kasih dengan adanya BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program JKN-KIS, yang sangat menolong kami, sebab keluarga kami tidak membayar apapun meski kelahiran anak pertama kami melalui operasi caesar,” tutur Ari.
Ari Yuniarti memang merasa sangat tertolong dengan kartu JKN-KIS, persalinannya melalui operasi caesar berjalan baik walaupun anaknya lahir dengan kondisi tidak sempurna.
“Saya bersyukur anak saya tumbuh sehat, meski tidak menyangka kalau anak saya lahir dengan bibir sumbing,” kata Ari.
Bersama suaminya, Ari Yuiarti merawat anaknya dan terus melakukan pengobatan bibir sumbing, sembari berharap dan berdoa kondisi anaknya kembali normal.
ay/yn/Jamkesnews
Narasumber : Ari Yuniarti