MATARAM.lombokjournal.com —
Hasil musyawarah nasional IKA Universitas Mataram 2021 yang menyatakan Baiq Isvie Rupaedah sebagai Ketua IKA Universitas Mataram menggantikan Sirra Prayuna menemui babak baru. Terpilihnya Ketua PP IKA Unram periode 2021 – 2025 tersebut ditolak oleh pengurus IKA Unram dari luar NTB. Para pengurus menilai ada hal-hal yang menciderai demokrasi akademik.
“Pemilihan berjalan jauh dari kekeluargaan dan musyawarah mufakat, padahal ini yg didengungkan sejak awal. Mengapa? karena ikatan alumni ini harus menjalin sebanyak banyaknya potensi bukan membentuk friksi-friksi,” kata Isdiyanto, Ketua Wilayah IKA Unram Jabodetabek, Senin 31 Mei 2021 di Jakarta.
Isdiyanto menilai, Munas IKA Unram kali ini begitu kental aroma politisasi dan tidak ingin benar benar menjalin dan membangun IKA ini maju ke depan.
“IKA Unram ini sengaja mau dikerdilkan dan dipaksa jadi alat politik,” tambahnya.
BACA JUGA:
Resmikan Himbudlu NTB, Wabup Danny Ajak Elemen Muda Jadi Agen Semangat Kemajuan
Hal itu, lanjut Isdiyanto, terlihat adanya pihak-pihak yang memaksakan kehendak dan cenderung mengabaikan keberadaan pengurus IKA Unram dari luar NTB.
“Saya sedang di luar ruang sidang sedang mencari tahu dan mendiskusikan soal kebuntuan pemilihan, tahu- tahu pemilihan sudah selesai,” lanjut mantan Ketua Senat Fakultas Pertanian ini.
“Ini organisasi alumni, persatuan para alumni ini yang utama,” sambungnya.
Seperti diketahui, ketika malam pemilihan, ada tiga calon yang dinyatakan berhak mengikuti pemilihan, Sirra Prayuna, Baiq Isvie Rupaedah, dan Lalu Winengan. Disaat jalannya pemilihan, terjadi kegaduhan karena pengkondisian kepada calon tertentu begitu nyata. Debat antar pendukung dan kandidat pun terjadi di ruangan. Hal itu yang mendorong pengurus IKA Unram dari luar NTB memutuskan untuk walk out.
Senada, Ketua IKA Unram Gerbang Kertasusila Manthut Suratman menyebut, pilihan walk out dilakukan karena ruang musyawarah mufakat diabaikan. Disaat bersamaan justru para pemilih digiring untuk tetap melanjutkan pemilihan menuju aklamasi.
“Sebagai organisasi alumni, semestinya ruang komunikasi dibangun secara baik dan bertanggung jawab. Antar pengurus dapat bersinergi untuk mencari titik temu,” katanya.
Ia justru menilai, dengan walk outnya pengurus IKA Unram dari Gerbangkertasusila dijadikan kesempatan memilih calon ketua secara aklamasi.
Melihat proses yang terjadi, IKA Unram dari Bali, Jawa Timur, dan Jabodetabek memandang munas ini diduga tidak lebih dari politisasi kepentingan.
“Jauh dari budaya akademik. Dunia kampus tidak harus begini, apalagi niat dari IKA Unram ini membangun jejaring seluas mungkin,” paparnya.
Manthut mengaku, pengurus IKA Unram dari Bali, Jawa Timur, dan Jabodetabek selama ini telah berupaya menjadikan organisasi ini terbuka dengan semua kalangan dan mengedepankan prinsip-prinsip akademik serta jauh dari campur tangan politik.
Soal kemelut pemilihan yang terjadi berpotensi memicu perpecahan, ika unram Jabodetabek sejak awal berpendapat agar semua dapat duduk bersama memikirkan ika ke depan, jangan untuk kepentingan jangka pendek untuk diri sendiri.
“Kami tidak mau itu terjadi, dan kami akan melepaskan diri dari semua hasil ini. Jadi penguruspun ogah. Organisasi Ika unram hanya akan jadi permainan, gak serius. Pemilihan ketua ini cacat proses,” ucapnya.
Ketua IKA Unram Wilayah Bali Agung Bawantara menilai, wajar adanya keberatan pengurus IKA Unram dari luar NTB. Selama ini dengan segala keterbatasan sumberdaya dan dukungan, organisasi alumni ini tetap eksis di berbagai kegiatan. Hal itu muncul karena kecintaan kepada Unram.
BACA JUGA:
Gubernur NTB Ingatkan Kolabrasi dan Inovasi Dunia Usaha
“Teman-teman sudah susah-payah mengembangkan kepengurusan organisasi yang guyub, tapi di saat suasana itu terbentuk, ada yang mencoba memainkan organisasi ini dan kuat aromanya untuk kepentingan pragmatis,” katanya.
Sembari memaparkan tantangan yang dirasakan oleh alumni di luar NTB berhadapan dengan alumni dari kampus-kampus besar di Indonesia berbeda yang dirasakan alumni yang beradan di NTB Agung memaklumi sikap, Agung memaklumi sikap alumni di Pulau Jawa dan Bali yang menolak hasil munas di Kota Mataram itu.
Dalam waktu dekat mereka akan melayangkan surat ke Rektor Unram.
“Kami akan sampaikan hal-hal yang tujuannya demi kebaikan organisasi ini,” tutupnya.