Pemilihan Senator DPD 2024, akan Diwarnai Anomali Politik 

Rachmat Hidayat dan HBK: 'menghargai upaya-upaya Puteri HBK telah berbuat nyata  dalam membangun dan membesarkan NTB melalui jalur olah raga sepak bola' / Foto: Me
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Litbang Mi6 prediksi pada pemilihan Senator  DPD RI dapil NTB 2024 berpotensi tumbangkan dominasi Petahana

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pemilihan Calon DPD RI dapil NTB pada Pemilu 2024 diprediksi bakal diwarnai munculnya pendatang baru yang berpotensi tumbangkan dominasi Petahana. 

Prediksi itu disampaikan  Direktur Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH didampingi Kepala Litbang Mi6, drs Zainul Pahmi, M.Pd melalui Siaran Pers, Rabu (13/07/22).

Pendatang baru atau The Rising Star calon Senator bisa jadi dari beragam profesi dan afiliasi politik  yang meliputi mantan Birokrat, jurnalis, tokoh adat, politisi alah, pengusaha, tokoh masyarakat  maupun dari kalangan anak muda/aktivis.  

BACA JUGA: Lomba Desa dan Kelurahan, Dorong Kelola Potensi Desa

Prediksi pemilihan DPD RI 2024 DIWARNAI ANOMALI POLITIK
Bambang Mei dan Zainul Pahmi

“Meskipun fungsi dan peran DPD RI  tidak memiliki decision maker yang kuat, tapi memiliki prestise  dan gengsi politik  kelembagaan bagi seseorang yang menyandang predikat Senator,” kata Bambang Mei.

Selanjutnya Bambang mengatakan, tak heran jika dalam setiap konstestasi Pemilu, keberadaan  Lembaga DPD RI tetap menjadi Impian  dan pertarungan Adu kuat dalam memperebutkan suara Pemilih antara Incumben maupun Pendatang Baru.   

Menurutnya,  apalagi saat ini terjadi perbaikan persepsi publik terhadap Politik. Dibanding Pemilu 2014 tingkat Partisipasi Pemilih 77persen, maka partisipasi pemilih  Pemilu 2019 di NTB melonjak sebesar 82 persen melampaui target nasional 77,5 persen dari Jumlah DPT 2019 sebesar 3.753.096 Orang. 

“Dibanding Pemilu 2019, partisipasi pemilih  Pemilu 2024 akan terjadi peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah DPT Pemilu 2024, khususnya dari Pemilih Pemula,” ujar Didu

Sementara Kepala Litbang Mi6 , Zainul Pahmi memprediksi,  pada pemilihan DPD RI dapil NTB tahun 2024 akan terjadi  anomali politik yang tidak biasa dan nuansa yang berbeda  dibanding Pemilihan  DPD RI tahun 2019. 

Salah satunya yang sudah muncul,  ditandai dengan makin masiv dan kreatifitas  konten berbasis platform Tehnologi Komunikasi dalam mempengaruhi persepsi Pemilih. 

Agaknya platform IT dalam proses interaksi sosial sudah menjadi bagian dari gaya hidup Pemilih Cerdas dalam mengamati rekam jejak digital kandidat. 

“Hal ini tentu memiliki pengaruh signifikan  terhadap keberterimaan maupun keterpilihan calon Senator DPD RI dapil NTB pada segmentasi Pemilih Cerdas tersebut,” imbuh Pahmi

 Lebih jauh Zainul Pahmi menguraikan, Para Pemilih Pemula maupun Kelas Menengah cerdas di NTB tentu memiliki ekspektasi yang kuat dalam menyukseskan gelaran Pemilu 2024 dengan berbagai motivasi. 

Parameternya adalah maraknya keterlibatan generasi milenial 4.0  ini dlm menyemarakkan kontestasi lewat beragam konten medsos ( fb, tik tok ,IG, twitter) mempromosikan figur Kandidat idolanya. 

“Selain melakukan operasi penetrasi di basis, maka  penguatan dan kerjasama dalam membangun net working juga memiliki  posisi strategis dalam memperbanyak perolehan suara,” imbuhnya. 

Lebih Jauh Zainul Pahmi  menambahkan,  pada Pemilu DPD RI 2019 diwarnai kejutan yakni terhempasnya tiga Petahana DPD RI periode 2014 – 2019 dengan hanya menyisakan Suhaimi Izmy yang bertahan untuk periode 2019 – 2024. 

BACA JUGA: Standarisasi Jajanan Anak Sekolah, Perlu Monitoring

Mereka  tergantikan oleh pendatang baru yang memenangi konstestasi tersebut yakni Evi Apita Maya ( 283.932 suara), H Achmad Sukisman Azmy, M.Hum ( 268.905), TGH Ibnu Halil ( 245.570). Sementara Petahana H Suhaimi Ismy  berada di urutan terakhir dengan perolehan suara 207.352. 

“Pada Pemilihan DPD RI NTB 2019 muncul kejutan yang menobatkan  Evi Apita Maya sebagai Senator Perempuan  memperoleh suara terbanyak dan di idola kan oleh Masyarakat NTB karena dianggap mempesona,” ucap Pahmi. 

Peluang dan kelemahan Pendatang Baru

Didu melanjutkan, berdasarkan rekam jejak konstestasi, kekuatan sekaligus kelemahan elementer  pendatang baru rata-rata terletak pada semangat tanpa disertai kalkulasi politik yang rigid.

Bahkan kerap terlalu menyederhanakan mengimplementasikan taktik dan strategi di lapangan dalam meraih dukungan pemilih tanpa  didukung mapping dan peta politik  yang kredible dan valid. 

“Meskipun ada kisah Glory politik Pemilu 2019 yang berhasil menumbangkan tiga Petahana DPD RI, maka tidak serta merta pada pemilu 2024, petahana DPD RI mudah ditumbangkan lagi. Tentu Petahana DPD RI belajar dari tragedi Pemilu 2019 ,” ujarnya. 

Didu mengatakan salah satu celah peluang modal politik yang penting bagi pendatang baru selain Investasi Sosial, juga  bagaimana mampu menyakinkan para vote getter dari beragam strata sosial untuk ikut mengkampanyekan dan memenangkan dirinya terpilih menjadi Senator DPD RI. 

Didu menambahkan pentingnya menjalin kerjasama net working dengan kalangan Vote Getter Potensial ini,  setidaknya untuk memperpendek dan mengefisienkan waktu dalam melakukan penetrasi di basis. 

“Percuma dan sia-sia belaka menjadi petarung DPD RI jika tidak memiliki kekuatan yang lebih dalam menggalang dukungan di basis maupun para vote getter,” tambahnya. 

Terakhir Didu mengulas pada Pemilu DPD RI 2024 ada anomali politik yang tidak biasa yakni ketika DPD PDIP NTB secara terbuka menyatakan dukungan pada pendatang baru atau The Rising Star.

Dan menginstruksikan agar struktur dan Konstituen PDIP memilih dan memenangkan  Puteri Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra, Haji Bambang Kristiono yakni Rannya Agustyra Kristiono menjadi  Senator DPD RI mewakili Dapil NTB. 

Langkah Politik Moral  Kemanusiaan yang diambil PDIP NTB ini haruslah dimaknai, PDIP NTB senantiasa  menghormati dan menghargai upaya-upaya Puteri HBK telah berbuat nyata  dalam membangun dan membesarkan NTB melalui jalur olah raga sepak bola. 

“PDIP NTB seolah ingin memberikan pesan humanis dengan dukungannya kepada Rannya yakni  siapapun dia  , apalagi ia masih muda belia telah berbuat kebajikan/ kebaikan untuk daerah,  hendaknya ‘dibesarkan’  spiritnya dan ‘dimanusiakan’  cita-citanya,” katanya.***