Zakat hakekatnya bukan hanya berkaitan dengan orang miskin atau pemberdayaan, tapi yang pertama adalah pembersihan.
MATARAM.lombokjournal.com — Pemberdayaan adalah menyangkut orang yang menerima, sedangkan pembersihan, menyangkut diri sendiri sebagai pemberi zakat. Makna Zakat itu ditegaskan Gubernur NTB, TGH M. Zainul Majdi, Selasa (13/6) pada acara Penyerahan zakat, infaq, sadaqah oleh jajaran Pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penyerahan zakat diawali oleh Gubernur NTB, Wakil Gubernur, Sekda dan diikuti pejabat eselon II lingkup Pemerintah Provinsi NTB kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB, di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB.
Masyarakat diajak merenungkan, zakat tidak hanya bagaimana memberdayakan, membantu orang, dan mengentaskan kemiskinan.
“Paling utama adalah kita menyadari dan mengingat, zakat adalah pembersihan. Mari momentum Ramadhan ini Kita jadikan sebagai penanda dan pengingat untuk membayar zakat. Jangan kurang dari 2,5 persen tetapi boleh lebih, jangan terlalu pas-pasan untuk mengeluarkan zakat,” katanya.
Sebab, pada akhirnya tak ada perantara yang bisa dimintai pertolongan, semua akan dipertanggungjawabkan segala sesuatunya sendiri.
Kepada Pengurus Baznas, Gubernur TGB berpesan agar program-program yang dibuat oleh Baznas Provinsi NTB betul-betul dikoordinasikan dengan instansi yang terkait, utamanya dari sisi siapa yang akan menerima bantuan/zakat.
Ke depan diharapkannya agar fasiltitas-fasilitas sosial disediakan tempat persinggahan untuk para keluarga yang sedang berobat di Mataram, khususnya masyarakat yang berasal dari luar mataram.
Misalnya dialokasikan beberapa kamar dan disiapkan untuk keluarga yang menemani, tegasnya. Demikian juga untuk beasiswa, TGB meminta agar diperhatikan dari sisi siapa yang pas untuk diberikan bantuan Pendidikan.
“Benar-benar dilihat dari latar ekonomi dan prestasinya,” ujar TGB.
Plt. Baznas Provinsi NTB, TGH Munajib Kholid melaporkan, tahun 2017 ini Baznas NTB menargetkan penghimpunan zakat sebesar Rp10 Miliar dan hingga 17 Mei 2017 sudah masuk sebesar Rp4,7 Miliar.
Hal ini mengalami perubahan yang signifikan setelah pengelolaan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dikelola oleh Pemerintah Provinsi NTB sehingga zakat para guru-guru SMA disalurkan melalui Baznas NTB.
Jumlah bantuan yang telah didistribusikan Baznas sampai bulan Juni 2017 sebesar Rp3,5 Miliar. Diantaranya disalurkan untuk Program NTB Cerdas sebesar Rp 2,5 Miliar, NTB Makmur Rp 3,3 M, Baznas Peduli sebesar Rp2,5 M, NTB Sehat sebesar Rp450 Juta, Guru Tetap Honorer non Sertifikasi sudah ditargetkan sebanyak 1.600 orang (madrasah 800 dan Diknas 800 orang), Guru Ngaji 300 orang ditargetkan Rp 300 Juta, Mahasiswa yang sedang penelitian S1, S2, S3 sekitar 300 orang, Siswa berprestasi 1000 orang.
“Mudahan-mudahan ini sebagai salah satu amal kita kepada Allah SWT agar NTB yang sudah terkenal destinasi syariahnya betul-betul bisa kita kembangkan dan pertahankan,” katanya.
AYA