Pandemi Masih Mengancam, Harus Bijaksana Menghadapinya

Pandemi Masih Mengancam
Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, saat berdialog dengan warga desa Tatar, kecamatan Sekongkang, kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Jumat (9/7)/Foto: jm
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Pandemi yang masih mengancam harus disikapi bijaksana, tidak bermaksud mengabaikan tapi juga tidak panik berlebihan.

KSB.lombokjournal.com ~ Inilah pesan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zulkieflimansyah, saat bertemu dengan warga desa Tatar, kecamatan Sekongkang, kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Jumat (9/7).

Meski Desa Tatar sudah dinyatakan sebagai zona hijau di KSB, gubernur berpesan agar protokol kesehatan harus tetap diterapkan.

Pandemi Masih Mengancam
H. Zulkieflimansyah

“Karena dampaknya pada ekonomi orang lebih takut kehilangan pekerjaan, tapi kita juga tidak boleh abai apalagi varian baru Covid-19 ini lebih mematikan dari sebelumnya”, tutur Zulkieflimansyah.

BACA JUGAPenerapan PPKM Darurat di 15 Daerah Luar Jawa-Bali Mulai 12 Juli 

Dalam kunjungan kerjanya, ini, selain mendengarkan persoalan masyarakat, gubernur juga mendorong pengembangan terhadap potensi yang dimiliki oleh desa, di antaranya adalah UKM batako dan pariwisata.

Pandemi Masih MengancamAsif, warga dusun Tabiung, memulai usaha pembuatan batako, paving block dan lainnya sejak setahun lalu. Ia membutuhkan modal untuk pengembangan usaha karena sanggup menciptakan lapangan kerja dan potensi pasar yang besar.

Warga lainnya, Lalu Kamarudin, menyampaikan, wisata pantai Tabiung dan Muara Punak, potensial untuk dikembangkan. Hanya saja lahan tersebut masih dikelola Dinas Lingkungan Hidup, sehingga masyarakat mengusulkan pengelolaan menjadi tujuan wisata untuk usaha desa.

Kepala Desa Tatar, M Yunus, menambahkan, warga desa Tatar adalah para transmigran yang datang tahun 1996, mereka sebagian besar berasal dari Lombok dan berprofesi sebagai petani. Beberapa warga masih belum memiliki rumah layak huni, dan irigasi peninggalan PT Newmont 25 tahun lalu juga membutuhkan rehab.

BACA JUGAPPKM di NTB: Ketentuan Yang Diterapkan dan Harus Diikuti

Sementara itu, Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin mengatakan, saat ini harga gabah dan jagung sedang anjlok, panen sekarang hanya bisa dilakukan sekali dalam setahun sebab faktor alam.

“Kami meminta agar Bulog bisa mengintervensi jagung dan gabah”, ujar wabup.

Wabup juga menjelaskan kepada warga, bahwa saat ini Pemkab KSB sedang melaksanakan program jalan lingkungan, rumah layak huni dan program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat yang salah satu sasarannya adalah Desa Tatar.

Dalam kunjungan kerja, yang dihadiri pula Wakil Ketua DPRD KSB, Kapolsek dan beberapa kepala OPD Pemprov NTB,ini, gubernur menyerahkan bantuan uang tunai senilai Rp 15 juta.

jm