Orchestra Anak-anak Dari Kota Kumuh, Alat Musiknya Dari Tumpukan Sampah

Recycle Orchestra From Cateura : Anak-anak itu memutuskan memilih menjadi bagian dari tim orchestra. Menghentikan kebiasaan menghabiskan waktunya di jalanan
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Oleh Brianna Acuesta; TrueActivist.com

Hanya satu hal yang selalu dikenal dari kota kecil Cateura, yaitu kota yang menjadi lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah terbesar di Paraguay. Warga di kota Cateura punya ungkapan menarik, “sampah seseorang adalah harta bagi orang yang lain”. Ya, maksudnya kira-kira,  umumnya penduduk kota ini menghabiskan hari-harinya menjadi pemulung sampah, siapa tahu akan menemukan sesuatu yang berharga.

Kemiskinan Kota Cateura membuahkan banyak aksi kekerasan, narkoba dan penyalahgunaan alkohol. Dan geromobolan atau geng di kota itu, makin memperburuk reputasi Cateura. Kota yang mengesankan bagi siapa pun, jauh dari rasa aman.

musisisampahkamis3
Dengan tekun anak-anak itu menghabiskan waktunya belajar memainkan alat musik.

Ya, di tengah situasi yang buruk, selalu muncul ‘harapan’. Sepotong harapan itu adalah berupa anak-anak yang sungguh-sungguh belajar bermain orchestra dengan instrumen atau alat-alat musik yang dibuat dari barang-barang bekas yang dikorek dari tumpukan sampah.

Semua itu bermula sepuluh tahun yang lalu. Favio Chavez, aktivis lingkungan yang dipekerjakan dalam proyek pengelolaan sampah, memiliki ide yang cemerlang. Saat itu salah satu pekerjanya, Nicolás Gómez, menemukan barang bekas yang menyerupai biola.

“Dunia mengirimi kami sampah … Kami mengembalikannya dengan musik.” -Favio Chavez

Gomez membawa barang itu  dan menunjukkan kepada Chavez yang dikenalnya sebagai pencinta musik. Dari situlah Chavez mendapat gagasan. Keduanya bergegas untuk membuatnya menjadi sebuah biola, benar-benar biola nyata untuk bermain musik.

musisisampahkamis2
FAVIO CHAVEZ ; memanfaatkan ketrampilan pertukangannya untuk membuat biola

Mereka kemudian mengorek-ngorek tumpukan untuk menemukan barang lain yang dibutuhkan. Usaha itu tidak sia-sia, mereka menemukan beberapa string. Kemudian mereka memanfaatkan ketrampilan pertukangannya untuk membuat biola.

Berikutnya membuat cello dari tempat minyak yang hamper usang, drum dari beberapa tempat atau pembungkus film x-ray yang dibuang. Untuk membuat seruling tidak sulit, karena dari tumpukan sampah itu banyak ditemukan buangan pipa bekas.

Beberapa alat pun selesai dibuat. Tapi kedua pekerja lingkungan itu mulai bertanya-tanya, apakah sebuah orkestra bisa dimainkan dengan menggunakan alat-alat musik buatan tangan?

Bukan hanya itu. Mereka semula juga ragu-ragu, bahwa anak-anak lokal di di Cateura dikenal mempunyai reputasi menggemari aksi kekerasan.  Apakah anak-anak itu bisa tertarik, atau barangkali terlalu sibuk karena hanyut dengan kebiasaan berbahaya mengikuti reputasi kota Cateura.

Chavez dan Gomez mengesampingkan kemungkinan yang membuat pesimistis

musisisammpah4
Bermula dari menemukan barang bekas yang menyerupai biola.

itu. Mereka bertekad gagasan itu harus terwujud. Akhirnya diputus mencari pelatih musik. Tapi itu tidak sulit, sebab di Paraguay banyak ditemukan musisi potensial.

Dan melalui usaha yang  tidak mudah akhirnya terbentuklah kelompok orchestra. Namanya, Recycle Orchestra From Cateura, atau  Orchestra Daur Ulang dari Cateura telah lahir.
Film Kreatif

Kini ratusan anak-anak dari kota Cateura yang miskin itu telah menjadi bagian dari orchestra.Dengan tekun anak-anak itu menghabiskan waktunya  belajar memainkan alat musik.  Ternyata anak-anak dari daerah berbahaya itu bisa patuh mengikuti petunjuk pelatih musiknya. Anak-anak itu memutuskan memilih menjadi bagian dari tim orchestra. Menghentikan kebiasaan menghabiskan waktunya di jalanan.

Chavez mengorbankan hampir seluruh waktunya untuk membangun tim orchestra. Sedikitnya ia menampingi anak-anak itu selama empat tahun terakhir.

Dan jerih payah Chaves, tentu bersama Gomez, telah terbayar. Anak-anak yang memainkan alat  musik dari tumpukan sampah itu, berhasil melakukan perjalanan tur musiknya ke seluruh dunia.Mereka juga mampu memainkan musik klasik, dan tiket pertunjukannya selalu terjual habis. Ini sekaligus membuktikan pada dunia, mereka bisa memainkan music sama baiknya meskipun tanpa instrumen eklektik.

Sebuah perusahaan rumah produksi, membuat film dokumenter tentang prestasi anak-anak itu. Apa yang mereka telah capai, dan bagaimana anak-anak itu mengatasi berbagai kendala yang dihadapinya.

Film ini berjudul  TPA Harmonic dan memiliki video teaser yang ditonton lebih dari 3 juta pemirsa. Perusahaan rumah produksi itu juga memulai kampanye Kickstarter untuk pengumpulan dana pembuatan film berikutnya. Sekarang perkembangan tentang anak-anak itu, tim orkestra, maupun tantangan mereka menghadapi komunitasnya, terus di-update.

Sungguh menakjubkan hasil yang ditemukan sepuluh tahun yang lalu, di sebuah tempat pembuangan akhir (TPA) sampai. Bisa dikatakan, Gomez dan tentu yang terutama Chavez, telah membantu mengubah kehidupan musisi muda menyongsong masa depannya..

 

Roman Emsyair