Nusa Tenggara Barat ikuti OGP Local Indonesia Camp

Provinsi Nusa Tenggara Barat mengikuti kegiatan OGP Local Indonesia Camp, sebagai komitmen keterbukaan Pemerintah

Provinsi Nusa Tenggara Barat telah tergabung dalam OGP sejak tahun 2020
Nusa Tenggara Barat mengikuti pelatihan dengan tajuk “OGP Local Indonesia Camp: Empowerung Champions of Open Government on a Global Scale” yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan RI, 4-8 November 2024 / diskominfotikntb
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Kegiatan OGP Local Indonesia Camp yang diikuti Nusa Tenggara Barat, memberikan pemahaman tata cara pelaksanaan keanggotaan Indonesia dalam OGP

BANDUNG.LombokJournal.com ~ Nusa Tenggara Barat mengikuti pelatihan dengan tajuk “OGP Local Indonesia Camp: Empowerung Champions of Open Government on a Global Scale” yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan RI dalam hal ini selaku Sekretariat Nasional Open Government Indonesia, bertempat di Hotel Aryaduta Bandung, tanggal 4-8 November 2024.

BACA JUGA : Wamendagri dan Pj Gubernur NTB Olahraga Trail Running

Pemerintah Indonesia berkomitmen mendorong Keterbukaan Pemerintah salah satunya melalu keanggotaan dalam Open Government Partnership (OGP). 

Provinsi Nusa Tenggara Barat telah tergabung dalam OGP sejak tahun 2020 selain 8 (delapan) Pemerintah Daerah lain di Indonesia yang terpilih dari total 164 anggota OGP Lokal diseluruh dunia.

Pelatihan OGP Local Indonesia Camp, yang diikuti Nusa Tenggara Barat, bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada Pemerintah Daerah yang menjadi anggota OGP Local Indonesia, mengenai tata cara pelaksanaan keanggotaan Indonesia dalam OGP.

Deputi Bidang Politik, Hukum Pertahanan, dan Keamanan, Kementerian PPN/Bappenas Bogat Widyatmoko, SE, MA, sebagai keynote speech mendorong kolaborasi antar kota di komunitas global. 

Dan menyampaikan 6 (enam) isu strategis yang didorong penguatan dan percepatannya melalui OGI. Yaitu anti korupsi dan pengelolaan anggaran, perlindungan ruang kewargaan dan demokrasi, layanan publik yang inklusif, akses terhadap keadilan, kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial serta pengelolaan energi, lingkungan dan sumber daya alam.

Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri, Kementerian Dalam Negeri Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd mengajak Pemerintah Daerah (Pemda) agar menjadikan inovasi sebagai pilar utama dalam pembangunan dan pengembangan wilayah. 

BACA JUGA : KKPD Wujudkan Tata Kelola Keuangan Bebas Korupsi

Dia menekankan, inovasi daerah bukan hanya menjadi simbol kemajuan, tetapi juga fondasi strategis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

“Data pelaporan inovasi daerah yang terus meningkat harus sejalan dengan manfaat yang diperoleh. Untuk itu, kami terus mendorong daerah menjadikan inovasi sebagai prioritas, sehingga pembangunan di daerah semakin efektif dan efisien,” ungkap Yusharto.

Dalam sesi OGP Local SHaring Plh. Kepal Dinas Kominfotik NTB Yasrul, S.Kom., M.Eng sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan tahapan-tahapan yang telah dilalui melalui pemaparan timeline, berawal dari tahun 2021 hingga saat ini serta menyampaikan perkembangan program open government NTB.

Dalam sesi ini, Yasrul menekankan pentingnya kemitraan serta kolaborasi multipihak dalam pengembangan inovasi. 

“Pemerintah Daerah harus memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak, Nusa Tenggara Barat  telah menjalin kemitraan dengan Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (SOMASI) NTB, Publish What you Pay (PWYP) Indonesia, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) NTB dan Open Government Indonesia agar program dapat lebih efektif diimplementasikan dan diperluas cakupannya,” katanya.

Melalui Open Government Indonesia diharapkan dapat mendorong pemerintah menjadi lebih terbuka dan partisipatif. 

BACA JUGA : Pemaparan Inovasi Layanan Administrasi Kependudukan di NTB

Untuk mewujudkan solusi inovatif bagi masyarakat melalui proses ko-kreasi yang mengkolaborasikan elemen pemerintah dan elemen non-pemerintah seperti organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan mitra pembangunan. ***