Nurhayati mengikuti saran suaminya untuk melihat sapinya yang lepas dari tambatan, kemudian ia bergegas untuk mengikatnya
TANJUNG.lombokjournal.com ~ Nasib malang tak bisa ditolak, itulah musibah yang menimpa Nurhayati.
Saat itu, di Tanjung, ibukota Lombok Utara semula hanya hujan gerimis dan sempat reda, tapi tak lama kemudian turun hujan deras.
Angin puting beliung dibarengi hujam deras dan petir beruntun menyebabkan istri Usman asal Dusun Karang Sema, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara itu disambar petir, sekitar pukul,14.40 Wita.
Nurhayati pun meninggal dunia saat di tengah perjalanan saat berusaha dibawa ke Rumah Sakit Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Senin (28/06/21).
,
Peristiwa meninggalnya Nurhayati bermula dari saat ia di suruh suaminya untuk melihat ternak sapinya yang tidak jauh sekitar 25 meter dari rumahnya.
Suaminya, Usman sedang dalam keadaan sakit, sehingga Nurhayati dengan sigap mengikuti saran suaminya, menengok hewan ternaknya di tengah hujan deras.
Namun nasib malang pun menimpa diri Nurhayati, yang tentu saja tidak menduga akan menjadi korban sambaran petir. Ia tidak menyadari di seputar tempat penambatan sapi ada dua pohon kelapa yang tinggi dan satu pohon melinjo.
BACA JUGA: Tes Antigen Gratis Bagi Turis, Bisa Bangkitkan Pariwisata
Setiba dilokasi Nurhayati melihat sapinya lepas dari tambatan dan kemudian ia bergegas untuk mengikatnya. Tak lama pada hitungan detik, tiba tiba petir datang lagi secara beruntun mengenai bagian dada Nurhayati, sepontan roboh di tempat kejadian.
Tak lama kemudian putra keduanya, Bambang (42) bersama sepupu perempuannya, Usnawati (40) dengan maksud membantu Ibunya. Sebab setelah mendengar sura petir yang keras, didengarnya ada suara teriakan orang perempuan.
Setiba di lokasi, Bambang dan Usnawati menemukan ibunya terkapar, kemudian bergegas mengangkat korban untuk dibawa ke Rumah Sakit Tanjung.C
BACA JUGA: Zona Hijau untuk Destinasi Wisata Akan Segera Ditetapkan
“Setiba di Rumah sakit petugas mengatakan, bahwa korban sudah meninggal dunia, ” cerita Bambang yang tak bisa menyembunyikan dukanya yang mendalam.
@ng