NTB Bertekad Menyelesaikan 5 Pilar Sanitasi

Sejak akhi 2021, Posyandu di NTB sudah 100 persen jadi Posyandu Keluarga

Wagub NTB, Unni Rohmi didamping Hj Niken dalam acara Peluncurah Gerakan Bakti Stunting di Posyandu Mawar, Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Jum'at (05/05/23) / Fto: diskominfotik
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Unuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM),  Provinsi NTB merupakan provinsi yang paling banyak peroleh penghargaan terkait STBM

LOBAR.LombokJournl.com ~ Pemerintah Provinsi NTB berhasil 100 persen menjadikan posyandu konvensional sebagai posyandu keluarga,.

Lebih dari 7.600 Posyandu Keluarga di NTB, dan Pemprov NTB dapat melayani masyarakat secara komprehensif, mulai bayi, ibu hamil hingga orang tua.

BACA JUGA: Ekonomi NTB Tumbuh 3,5 persen, Triwulan I 2023

Wagub NTB mengatakan, NTB bertekad selesaikan 5 Pilar STBM

Wakil Gubernur NTB menympaikannya saat memberikan sambutan Peluncurah Gerakan Bakti Stunting di Posyandu Mawar, Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Jum’at (05/05/23).

“Alhamdulillah, berkat kekompakan kita semua, di akhir tahun 2021 mencapai 100 persen posyandu di NTB telah menjadi posyandu keluarga,” tutur Ummi Rohmi.

Ummi Rohmi menegaskan, Provinsi NTB bertekad untuk menyelesaikan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), seperti halnya Buang Air Besar (BAB) pada tempatnya, mencuci tangan dengan sabun, mengolah makanan dan minuman rumah tangga yang sehat, mengelola sampah Rumah Tangga  dan lain sebagainya. 

BACA JUGA: Musrenbang 2023, Gerakkan Gagasan dan Inovasi Masyarakat

“Istimewanya Provinsi NTB merupakan satu-satunya provinsi yang terdiri dari Provinsi, Kabupaten/Kotanya yang mendapatkan penghargaan untuk STBM,” ungkap Ummi Rohmi.

Ummi Rohmi memberikan apresiasi kepada Kepala Daerah, PKK, Dharma Wanita, BKOW,  seluruh Kabupaten/Kota dan stakeholder terkait atas capaian yang telah diraih dalam mengentas masalah stunting.

“Ini tidak kerja satu, dua orang, tetapi semua orang ikut berpasrtisipasi, ujung tombak ada di Dusun, Desa dan seluruhnya, mau seperti apapun kalau di Provinsi Kabupaten, kalau di desa, dusun belum bergerak tidak akan bisa, ini adalah kerja keras semua,” ungkapnya.

Kegiatan Bakti Stunting tersebut, dilaksanakan melalui pemenuhan protein hewani bagi bayi dan balita terutama telur, yang paling mudah dijangkau masyarakat. 

BACA JUGA: WNI Eksodan yang Terdampak Perang Saudara di Sudan

Kegiatan serupa akan dilaksanakan juga di seluruh Kabupaten/Kota se-NTB.***

 

 

Penulis: redEditor: Misarni