Munas Jaringan Sekolah Islam Terpadu Berlangsung di Mataram

Wagub NTB, H Muhammad Amin membuka Munas JSIT dengan Tema "Bersinergi Membangun Bangsa Melalui Pendidikan yang bermutu Religius dan Berdaya Saing Global" di Hotel Lombok Raya Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jum'at (28/7). (foto: Dok Humas NTB)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Munas IV Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) yang berlangsung di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) diharap memberi efek positif citra NTB sebagai destinasi wisata halal

MATARAM.lombokjournal.com – Penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) IV JSIT diapresiasi Wagub NTB, saat Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bersama stakeholder terkait, sedang fokus pada pengembangan  wisata halal dan  wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).

Selama dua tahun berturut-turut NTB berhasil meraih penghargaan the Best Halal Tourism dan Best Halal Honeymoon Destination.

“Jadi, bapak/ibu tidak perlu ragu untuk mengadakan pertemuan berskala nasional di tempat kami,” ujar Wagub NTB, H Muhammad Amin saat membuka Munas JSIT dengan Tema “Bersinergi Membangun Bangsa Melalui Pendidikan yang bermutu Religius dan Berdaya Saing Global” di Hotel Lombok Raya Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jum’at (28/7).

Seperti dilaporkan Ketua Panitia L. Muhammad Alfian, ST melaporkan, Munas ke-4 ini diikuti 1.500 orang dari seluruh Indonesia, berlangsung tanggal 27-30 Juli 2017, yang diisi berbagai kegiatan, seperti Talkshow, Seminar, dan dialog kebangsaan.

Wagub berharap event ini memberi efek positif pada citra NTB sebagai distinasi Wisata  halal  terbaik dunia.

Wagub memaparkan, mayoritas penduduk NTB beragama Islam, didukung beragamnya suku Sasak, Samawa, Mbojo dan etnis lainnya, namun rasa kebangsaan dan tingkat toleransi beragama di NTB sangatlah tinggi.

” Mari Kkta tunjukkan kepada dunia, islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin,” ajak Wagub, sambil berpesan agar Sekolah Islam Terpadu (SIT) memberikan pendidikan islam yang baik kepada siswanya sekaligus menangkal paham-paham radikal.

Senada dengan Wagub, Ketua Umum JSIT Indonesia DR. H. Sukro Muhab, M.Si mengatakan,  jumlah Sekolah Islam Terpadu (SIT) semakin meningkat tiap tahun. Ketika Munas pertama tahun 2003, anggota SIT yang terdaftar  baru berjumlah 126 sekola.

Pada tahun 2006 meningkat menjadi  387 sekolah, dan terus mengalami laju pertumbuhan signifikan. Tahun 2009 menjadi 874 sekolah, tahun 2013  berjumlah 1.984  dan hingga pada Munas ke-4 tahun 2017, total anggota  SIT yang terdaftar berjumlah 2.462 sekolah.

“Ini menunjukkan SIT terus dipercaya oleh masyarakat dalam menghadirkan pendidikan islam,” ujarnya.

Terkait radikalisme yang sering melekat pada sekolah Islam, Sukro mengatakan SIT bekerja sama dengan MPR RI dan DPR RI untuk mengadakan sosialisasi 4 pilar kebangsaan. Ini menunjukkan bahwa sekolah Islam tidak anti Pancasila dan anti NKRI.

“Bagi kami, NKRI adalah harga mati yang harus dipelihara dan dijaga,” tegasnya.

Oleh karenanya,  ia meminta komitmen seluruh anggota SIT agar benar benar menjadi sekolah yang mengajarkan siswanya untuk sholat dengan rajin, taat kepada Allah dan negara, serta menjunjung tinggi nilai keadilan,” pintanya.

Serangkaian kegiatan, Wagub beserta Ketua Umum JSIT menyerahkan penghargaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Terpadu Guru SIT oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Tampak hadir Ketua DPRD NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda bersama Wakil Ketua DPRD, H. Abdul Hadi, Rektor Yala Islamic University Thailand, Prof. Dr. Ismail Luthfi Chapakiya, Ketua Majelis Persatuan Pendidikan Islam Malaysia Prof. Dr. Khodori, dan Vice Principle of Attaqwa Islamic College Australia Muhammad Hallak, Med.

AYA/Hms