Mi6: Invisible Hand dan Takdir Politik Mewarnai Pilgub NTB

Menurut Direktgur M16, Bambang Mei F atau Didu (kiri), Sabtu (19/05), urutan elektabilitas para Paslon versi lembaga survey tidak bisa lagi dijadikan garansi atau kartu truff dalam memenangkan Pilgub NTB (foto: Ist)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Mi6 menduga ketatnya persaingan elektabilitas para Paslon di Pilgub NTB dipengaruhi juga oleh besarnya ekspektasi pemilih di masing-masing kabupaten/kota untuk memenangkan jagonya

lombokjournal.com — MATARAM :   Mi6 menilai hasil Pilgub NTB makin sulit  diprediksi karena ada invisible hand yang turut mengawal pesta demokrasi ini.

Fenomena ini  nampak dari bocoran berbagai  info hasil survey, semua  Paslon menunjukkan tidak ada satupun kandidat yang dominan yang  elektabilitasnya di atas 30 persen. Ditambah masih tingginya swing votters  rata-rata di atas kisaran 30 persen.

Selain itu,  jarak keterpautan masing-masing Paslon Pilgub  berkisar antara satu sampai dengan dua persen d ibawah toleransi margin error sekitar 3 persen. Melihat konstruksi elektabilitas seperti ini , kuat dugaan akan ada keajaiban yang memenangi Pilgub NTB.

Bisa jadi invisible tangan dan takdir politik akan menjadi penentu akhir pemenang Pilgub NTB. Sehingga urutan elektabilitas para Paslon versi lembaga survey  tidak bisa lagi dijadikan garansi atau kartu truff dalam memenangkan Pilgub NTB. Karena perubaha elektabilitas bergerak dinamis secara berkala.

Demikian Analisis Lembaga sosial dan Politik  Mi6 yang disampaikan ke Media, Sabtu (19/05) terkait elektabilitas dan Pemenang  Pilgub NTB.

Mi6 menduga ketatnya persaingan elektabilitas para Paslon di Pilgub NTB dipengaruhi juga oleh besarnya ekpektasi pemilih dimasing2 kabupaten/kota untuk memenangkan jagonya. Selain itu pro aktif calon dan tim sukses mendekati dan mempenetrasi wilayah pemilihnya turut memberikan kontribusi utama.

Agresifitas The Rising Star  Zul-Rohmi

Di mata Mi6, agresifitas kandidat the rising star Zul-Rohmi dalam melakukan gerakan blusukan day by day merupakan cara ampuh meraih simpati dukungan rakyat. Sebagai pendatang baru,  Zul-Rohmi sadar, hanya dengan cara gerilya seperti inilah  rakyat bisa mengenalnya Face to Face dengan benar.

Pada akhirnya para pemilih tersebut  bisa diikat dalam satu kesatuan komitmen politik secara kolektif  memenangkan Zul-Rohmi. Meskipun demikian, Mi6 mengingatkan bahwa  strategi blusukan ini akan berdampak menggerus/menurunkan  elektabilitas Zul-Rohmi diakhir ronde,  apabila tidak ada yang menjaga dan merawat ekpektasi pemilih jelang pencoblosan nanti.

“Karena pertemuannya serba instan , maka perlu dijaga suara pemilih tersebut agar tidak berpindah ke lain hati,” ungkap direktur Mi6 , Bambang Mei Finarwanto ,SH yang didampingi Sekretaris Mi6 , Lalu Athari Fadlulah SE.

Di bawah Margin Error

Selanjutnya Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fadlulah  menambahkan, dengan jarak  pautan elektabilitas para Paslon berkisar  2 persen di bawah margin error  mengindikasikan Pilgub NTB,  kekuatan para Paslon  berimbang dan memiliki keunggulan pada wilayah yang dijadikan benteng kekuatan pemilih loyalnya.

“Maka jangan heran,  jika beberapa  lembaga survey tidak mau  mempublikasi hasilnya  karena trend elektabilitas para Paslon relatif imbang dan fluktuatif yang terkendali,” tambahnya.

Dengan waktu tersisa 38 hari menjelang hari pemilihan tgl 27 Juni 2018 , maka apapun bisa terjadi, termasuk keajaiban yang memenangi Pilgub NTB ini. Semua ini tergantung pada kepiawaian dan strategi taktik yang dimainkan para Paslon mengamankan wilayah pemilihnya.

“Prinsipnya gini, makin sering Paslon bangun pagi dan rajin mendatangi rakyat selalu ada harapan baik disisinya,” imbuh Athar .

Mi6 melihat  ditengah kuatnya  floating mass dan pragmatisme rakyat maka strategi door to door mendatangi pemilih, setidaknya bisa meredam dan menenangkan suara hati rakyat yang terkadang kerap ambigu. ” Para pemilih pragmatis ini harus di treatment dengan cara-cara tidak biasa dan harus dikasih tanggungjawab agar ada kebanggaan buat dirinya ,” ungkap Didu , panggilan akrab Direktur Mi6.

Mesin Parpol

Terkait sinyalemen di publik bahwa mesin Parpol belum bergerak  dalam mengakselerasikan secara nyata memback up paslonnya , Didu melihat hal tersebut harus dilihat sebagai taktik internal yang tidak semua musti dipublikasikan.” Mesin Parpol pasti bergerak karena memiliki SDU ( Self Defence Unit) yang tidak harus ditahu cara dan mekanisme kerjanya dibasis pemilihnya ,” tambah mantan direktur WALHI NTB

Me (*)